
Liputan Khusus
Pasar Tasik di Jakarta, Bikin Pemda DKI Untung atau Buntung?
Arina Yulistara, CNBC Indonesia
20 May 2018 14:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar Tasik menjadi salah satu andalan bagi mereka yang suka belanja grosiran. Belakangan, pasar yang digelar setiap Senin dan Kamis itu sempat menjadi polemik karena menempati lahan bongkaran milik PT Kereta Api Indonesia di Jalan Kebon Jati, Tanah Abang.
Kini para pedagang direlokasi ke kawasan Cideng Timur. Awal kepindahannya, beberapa pedagang sempat mengeluhkan hal ini. Meski demikian, aktivitas transaksi jual-beli masih terus berlanjut sampai sekarang.
[Gambas:Video CNBC]
Terdapat sekitar 600 pedagang di Pasar Tasik yang sebagian besar dari Tasikmalaya. Beberapa pelaku usaha juga ada yang berasal dari Bandung, Jawa Barat. Mayoritas pedagang yang tidak berasal dari Jakarta memunculkan pertanyaan mengenai apakah pasar ini memberikan kontribusi untuk pemerintah daerah sehingga dapat terus dipertahankan.
Menanggapi polemik ini, Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Jakarta Irwandi mengatakan Pasar Tasik tidak seperti PD Pasar Jaya yang pedagangnya dibina pemerintah DKI Jakarta. Maka dari itu, untuk kontribusinya sendiri Irwandi mengaku tak bisa menjelaskan.
"Pasar Tasik itu bukan binaan Pemda DKI karena itu komunitas banyak pedagang yang bukan warga DKI dan kontribusinya terhadap pemda DKI saya kurang paham," ujar Irwandi saat dihubungi CNBC Indonesia.
Hampir semua pedagang Pasar Tasik menjual beragam busana muslim. Beberapa pedagang juga menjajakan produk seperti jilbab dan aksesori keperluan muslimah. Pasar muslim di Indonesia memang terus berkembang maka tak heran banyak pedagang busana memilih berjualan hijab.
Pembeli busana muslim di Pasar Tasik pun tak hanya dari lokal tapi juga berasal dari luar negeri. Banyak pelanggan yang datang dari Malaysia, Singapura, hingga Filipina. Sebagian besar pelanggan internasional yang datang membeli untuk dijual kembali sehingga tak heran jika pedagang busana muslim di Jakarta semakin menjamur.
Irwandi pun mengakui kalau pasar hijab di Jakarta semakin berkembang. Belum lagi tren fesyen hijab yang juga kian beragam sehingga meningkatkan kebutuhan muslimah Indonesia.
"Memang pasar busana muslim dan hijab saat ini sedang bagus ya, tren juga," tambahnya.
(gus/gus) Next Article Sehari Dagang di Pasar Tasik, Belasan Juta Bisa Dikantongi
Kini para pedagang direlokasi ke kawasan Cideng Timur. Awal kepindahannya, beberapa pedagang sempat mengeluhkan hal ini. Meski demikian, aktivitas transaksi jual-beli masih terus berlanjut sampai sekarang.
[Gambas:Video CNBC]
Terdapat sekitar 600 pedagang di Pasar Tasik yang sebagian besar dari Tasikmalaya. Beberapa pelaku usaha juga ada yang berasal dari Bandung, Jawa Barat. Mayoritas pedagang yang tidak berasal dari Jakarta memunculkan pertanyaan mengenai apakah pasar ini memberikan kontribusi untuk pemerintah daerah sehingga dapat terus dipertahankan.
"Pasar Tasik itu bukan binaan Pemda DKI karena itu komunitas banyak pedagang yang bukan warga DKI dan kontribusinya terhadap pemda DKI saya kurang paham," ujar Irwandi saat dihubungi CNBC Indonesia.
Hampir semua pedagang Pasar Tasik menjual beragam busana muslim. Beberapa pedagang juga menjajakan produk seperti jilbab dan aksesori keperluan muslimah. Pasar muslim di Indonesia memang terus berkembang maka tak heran banyak pedagang busana memilih berjualan hijab.
Pembeli busana muslim di Pasar Tasik pun tak hanya dari lokal tapi juga berasal dari luar negeri. Banyak pelanggan yang datang dari Malaysia, Singapura, hingga Filipina. Sebagian besar pelanggan internasional yang datang membeli untuk dijual kembali sehingga tak heran jika pedagang busana muslim di Jakarta semakin menjamur.
Irwandi pun mengakui kalau pasar hijab di Jakarta semakin berkembang. Belum lagi tren fesyen hijab yang juga kian beragam sehingga meningkatkan kebutuhan muslimah Indonesia.
"Memang pasar busana muslim dan hijab saat ini sedang bagus ya, tren juga," tambahnya.
(gus/gus) Next Article Sehari Dagang di Pasar Tasik, Belasan Juta Bisa Dikantongi
Most Popular