
Produksi Anggur Merosot, Harga Wine Global Naik Tinggi
Arys Aditya, CNBC Indonesia
10 March 2018 18:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga wine diprediksi akan melesat seiring dengan produksi anggur yang menjadi bahan dasar minuman tersebut merosot ke titik terendah dalam 50 tahun akibat faktor cuaca.
Berdasarkan data nternational Organisation of Vine and Wine (OIV), produksi wine global telah merosot 8% menjadi 247 juta hektoliter pada 2017 dan berhadapan dengan situasi yang sama pada tahun ini.
Hektoliter adalah satuan yang digunakan dalam menghitung wine, setara dengan 133 botol standar wine yang beredar di pasar.
Seperti dikutip dari theguardian.com, Sabtu (10/3/2018), tiga negara produsen utama wine, yakni Prancis, Spanyol dan Italia, terpapar cuaca ekstrem sepanjang tahun.
"Harga wine merah untuk merk lokal Spanyol dan jenis grigio akan naik 10%-30%, belum di level pengecer," ungkap Dan Jago, CEO Berry Bros & Rudd, salah satu produsen wine kelas premium.
Sementara itu, Dewan Wine Bordeaux mengemukakan produksi wine di Bordeaux yang merupakan kawasan produsen utama di Prancis merosot hingga 40%. Bahkan, beberapa perkebunan anggur kehilangan hasil panen nyaris 90% dari total lahan.
"Panen di Bordeaux, seperti halnya panen di seluruh Italia dan Spanyol, telah hancur," ujar Jago.
(hps) Next Article Corona di Jakarta: Wine Diobral, Lebih Murah dari Vitamin C!
Berdasarkan data nternational Organisation of Vine and Wine (OIV), produksi wine global telah merosot 8% menjadi 247 juta hektoliter pada 2017 dan berhadapan dengan situasi yang sama pada tahun ini.
Hektoliter adalah satuan yang digunakan dalam menghitung wine, setara dengan 133 botol standar wine yang beredar di pasar.
"Harga wine merah untuk merk lokal Spanyol dan jenis grigio akan naik 10%-30%, belum di level pengecer," ungkap Dan Jago, CEO Berry Bros & Rudd, salah satu produsen wine kelas premium.
Sementara itu, Dewan Wine Bordeaux mengemukakan produksi wine di Bordeaux yang merupakan kawasan produsen utama di Prancis merosot hingga 40%. Bahkan, beberapa perkebunan anggur kehilangan hasil panen nyaris 90% dari total lahan.
"Panen di Bordeaux, seperti halnya panen di seluruh Italia dan Spanyol, telah hancur," ujar Jago.
(hps) Next Article Corona di Jakarta: Wine Diobral, Lebih Murah dari Vitamin C!
Most Popular