
Bukan Saham! Penasihat Keuangan Mulai Jajakan Kripto ke Klien

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang kripto (cryptocurrency) kini masih berusaha untuk kembali pulih setelah sebelumnya menyentuh rekor di April-Mei, kemudian melorot, dan pada Juni ini kembali bergerak naik.
April lalu harga satu keping token digital Bitcoin bisa mencapai US$ 65.000 atau setara Rp 930 juta/koin (kurs Rp 14.300/US$). Per hari ini, Senin (7/6/2021), data coinmarketcap.com menunjukkan harga satu keping Bitcoin dibanderol di US$ 36.370 atau Rp 520 juta.
Walaupun kripto masih sangat volatil, namun investor yang berminat di aset digital tersebut sepertinya semakin bertambah.
Ketika pasar kripto berjatuhan pada Maret 2020, penasihat keuangan Ivory Johnson, pendiri Delancey Wealth Management, memutuskan sudah waktunya untuk memperkenalkan cryptocurrency kepada kliennya.
"Saya perlu melakukannya karena saya melihat betapa aktifnya bank sentral dan mereka membuat dolar melemah karena adanya inflasi,", kata Johnson, dikutip dari CNBC International.
Sebuah survei terbaru dari Asosiasi Perencanaan Keuangan dan Jurnal Perencanaan Keuangan setempat menunjukkan bahwa strategi Johnson dapat menjadi bagian dari tren yang berkembang.
Ketika investor menjadi lebih tertarik pada cryptocurrency, para penasihat keuangan mulai merasakan adanya urgensi baru untuk menawarkan investasi kepada klien.
Menurut survei tersebut, sekitar 49% penasihat keuangan mengatakan bahwa klien telah aktif bertanya tentang cryptocurrency dalam enam bulan terakhir, naik dari 17% pada tahun 2020.
Sekitar 26% lebih banyak berencana untuk meningkatkan seberapa banyak mereka menggunakan dan merekomendasikan cryptocurrency dalam 12 bulan ke depan.
Saat ini, 14% penasihat keuangan menggunakan atau merekomendasikan investasi tersebut, naik kurang dari 1% pada 2019 dan 2020.
"Orang-orang sekarang menyadari bahwa itu tidak akan hilang," kata Tyrone Ross, CEO Onramp Invest, penyedia teknologi manajemen "cryptoasset" untuk penasihat keuangan, dilansir dari CNBC International.
Penasihat keuangan yang tidak beradaptasi dapat berisiko tertinggal.
"Klien datang ke penasihat karena untuk mengetahui lebih banyak tentang kripto, namun, para penasihat seperti ketakutan, karena ia tidak pernah ingin terlihat bodoh di depan kliennya." tambah Ross.
Johnson mengatakan sebagian besar penasihat yang dia ajak bicara masih belum terbiasa dengan cryptocurrency. Namun hal itu bisa berubah ketika sertifikasi baru muncul dan dealer-broker yang mengadopsi teknologi untuk menangani aset ini.
"Setiap kali hal itu terjadi membuat harga kripto meningkat secara eksponensial, dan kami mulai melihatnya, saya pikir itu adalah salah satu pendorong tren bullish lainnya," kata Johnson.
NEXT: Bagaimana para penasihat keuangan dapat menggunakan kripto?