
GoTo Mau Dual Listing, Nilai Wajar Saham IPO-nya Berapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan teknologi terbesar di Indonesia Gojek dan Tokopedia yang resmi merger menjadi GoTo berencana untuk mencatatkan saham perdana alias initial public offering (IPO) tahun ini di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Bahkan manajemen GoTo dalam interview eksklusif di CNBC Indonesia menyebutkan perusahaan akan memilih skema dual listing, atau tercatat di dua bursa saham sekaligus, tanpa menyebutkan bursa satu lagi di luar BEI.
Head of Research NH Korindo Sekuritas, Anggaraksa Arismunandar mengatakan secara valuasi Gojek yang sudah masuk kategori decacorn sejak tahun 2019 bergabung dengan Tokopedia yang nilainya mencapai US$ 7-8 miliar.
Artinya valuasi pasar keduanya dengan adanya merger akan mencapai nilai sekitar US$ 17-18 miliar atau setara dengan Rp 247-261 triliun (kurs Rp 14.500/US$)
Adapun decacorn adalah status tingkat lanjut yang diberikan kepada startup dengan valuasi lebih dari US$ 10 miliar atau Rp 145 triliun.
"Penggabungan ini ada nilai tambah bisa dilihat juga kemungkinan kalau IPO akan dihargai di harga premium. Informasi berbagai sumber memang incar sampai 2x lipat sampai US$ 30 miliar [Rp 435 triliun]," paparnya dalam program InvesTime CNBC Indonesia, Rabu, (19/05/2021).
Berapa kira-kira duit yang harus disiapkan buat beli saham GoTo?
Menurutnya menjawab secara rinci proyeksi harga saham GoTo saat ini terlalu dini. Karena masih ada satu variabel yang belum dijawab yakni mengenai jumlah saham yang akan dilepas.
"Kisi-kisi valuasi US$ 18 miliar, IPO US$ 30 miliar ada variabel kurang, harus sabar [investor]," tutur Anggaraksa.
Lalu dia menyarankan untuk membeli sahamnya di pasar primer atau pasar perdana agar mendapatkan harga yang lebih murah. Namun demikian jika peminatnya sangat banyak belum tentu bisa mendapatkan di pasar primer.
"Kadang-kadang bukan karena lebih baik, di pasar IPO cukup terbatas dan biasanya sudah dialokasikan akan lebih baik dapatkan di pasar IPO karena di harga yang lebih murah," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, ada juga investor yang lebih suka menunggu harga terbentuk lebih dahulu. Membeli saham di hari saat IPO lebih cocok untuk investor saham dengan jiwa spekulatif.
"Harga terbentuk IPO di hari pertama volatile cocok inventor berjiwa spekulatif tinggi kalau investor tradisional hati-hati. Nunggu harga pasar membentuk harga yang wajar jadi tergantung tipe investor," paparnya.
Seperti diketahui rencana IPO ini akan dilakukan secara dual listing atau tercatat di dua bursa saham sekaligus, salah satunya adalah di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Menurutnya dual listing tidak masalah, selama masih tercatat di Indonesia maka akan mengikuti tata cara IPO di Indonesia.
"Dual listing ini gak masalah selama masih listing di Indonesia ya tentu akan ikuti tata cara IPO di Indonesia," jelasnya.
Selain itu sejumlah investor GoTo juga merupakan perusahaan venture capital kendati ada juga investor di BEI yakni PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).
"Ini kita merasa untuk mayoritas besar akan dipegang investor asing, tapi kita gak boleh underestimate juga," paparnya.
Minat dari lokal juga tinggi karena produk layanan jasa dua perusahaan ini sudah sangat akrab di Indonesia. "Mungkin meskipun banyak yang mayoritas dikuasai asing investor lokal juga akan banyak memiliki saham ini," tuturnya.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Live Now! Siap-Siap Borong Saham 'Raksasa' GoTo di Bursa RI
