
Sepanjang RI Merdeka, Investasi ORI Zero Gagal Bayar

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur SUN DJPPR Kementerian Keuangan RI, Deni Ridwan mengatakan setidaknya ada 3 resiko dalam investasi, termasuk pada Obligasi Ritel Negara (ORI).
"Pertama gagal bayar. Namun untuk ORI, zero. Karena pembayaran bunga pokok jatuh tempo dijamin Undang-undang. Meski pemerintahan ganti, tak akan mengubah komitmen pembayaran," katanya kepada CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.
Kedua adalah risiko pasar. Dalam investasi ada naik turun, sebagai salah satu acuannya adalah suku bunga Bank Indonesia (BI). Jika Suku bunga acuan naik, maka bunga deposito akan naik.
"Ini yang membuat margin antara kupon ORI dengan deposito mengecil. Misal suku bunga BI turun, bunga deposito juga turun, selisih antara bunga deposito dan kupon ORI menjadi lebih besar," jelasnya.
Ketiga adalah risiko likuiditas. Pada tabungan, suku bunga yang diperoleh nasabah sangat kecil hanya 1%, kecuali deposito yang bisa ditempatkan dengan jangka waktu 3,6 sampai 9 bulan. Namun, deposito tak bisa diambil sewaktu-waktu karena ada jatuh tempo.
"Kalau ORI hanya 2 bulan pertama, ada holding period. Makanya untuk cocok masa sekarang, penawaran saat ini di masa pandemi masyarakat butuh penempatan dana yang aman, sebagai jaga-jaga ini mudah dicairkan,: ujarnya lagi.
Sebagai informasi, Pemerintah kembali menawarkan Obligasi Ritel Negara (ORI) seri ORI017 yang merupakan salah satu instrumen Surat Berharga Negara (SBN) kepada investor individu yang bisa digunakan sebagai alternatif investasi.
ORI017 merupakan seri ORI ke-17 yang diterbitkan oleh pemerintah dan penjualannya bisa dilakukan secara online. Minimal pembeliannya juga relatif kecil yaitu Rp 1 juta dan maksimal Rp 3 miliar.
"Belinya bisa sambil nonton Drama Korea, bisa langsung investasi. Kita ada beberapa mitra distribusi. Ada banyak, ada 16 bank, 4 perusahaan sekuritas, 2 perusahaan fintech juga perusahaan khusus," sebutnya.
Persyaratan pembelian cukup dengan memiliki rekening tabungan lalu menghubungi mitra distribusi. Bagi investor baru, maka diperlukan pembuatan Single Investor Identification (SID). Setelah SID didapatkan, selanjutnya memesan jenis yang diinginkan, dan dilanjutkan dengan pembayaran.
Deni menyebut, pemerintah menargetkan bisa mengantongi Rp 10 triliun dari penerbitan ORI ini. meski lelang akan ditutup pada 9 Juli 2020, namun jumlahnya sudah melampaui target. Terkait dengan investasi, dia berpesan agar berinvestasi di pos yang tepat.
"Yang pasti-pasti saja di ORI)17 selain aman, cuannya juga, dan bisa bahu membahu bantu negara atasi Covid-19," pungkasnya.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lebih Cuan Mana, Deposito atau Investasi ORI?