Sukuk Tabungan ST-004 Resmi Dijual, Kupon 7,95%, Mau Beli?

Monica Wareza, CNBC Indonesia
03 May 2019 10:47
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menargetkan nilai penerbitan instrumen utang Sukuk Tabungan Seri 004 (ST-004) senilai Rp 2 triliun.
Foto: Sukuk Tabungan/DJPPR
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menargetkan nilai penerbitan instrumen utang Sukuk Tabungan Seri 004 (ST-004) senilai Rp 2 triliun.

Target penerbitan tersebut lebih rendah ketimbang realiasasi penerbitan seri sebelumnya yakni ST-003 di Februari lalu yang mencapai Rp 3,12 triliun.

Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Kemenkeu Lucky Alfirman mengatakan rendahnya target mengingat penjualan seri ini mendekati masuknya bulan puasa Ramadan. Namun demikian, pemerintah tetap memberikan peluang untuk meningkatkan target jika ada permintaan.


"Kami memperhitungkan THR, tapi kan kita tahu konsepsi jual tinggi jelang masa Ramadhan jadi cukup moderat sebesar Rp 2 triliun. Upsize subject to condition [potensi peningkatan target sesuai kondisi] tapi untuk sementara targetnya kami tetapkan Rp 2 triliun," kata Lucky di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Jumat (3/5).

ST-004 memiliki tingkat imbal hasil sebesar 7,95% per tahun sebagai kupon minimal dengan skema floating with floor dengan acuan tingkat suku bunga Bank Indonesia plus spread 195 basis poin (bps). Imbal hasil akan didistribusikan kepada investor setiap 3 bulan.

Instrumen utang pemerintah ini mulai ditawarkan kepada investor mulai hari ini 3 Mei-21 Mei 2019 nanti. Investor dapat melakukan pembelian dengan nilai minimal pembelian Rp 1 juta dan maksimal Rp 3 miliar.

Tanggal penetapan penjualannya akan jatuh pada 24 Mei 2019 dan settlement pada 28 Mei 2018. Sukuk tabungan ini memiliki tenor selama 2 tahun yang jatuh tempo pada 10 Mei 2021.

Sukuk Tabungan ini tak bisa diperdagangkan di pasar sekunder, namun instrumen ini bisa dicairkan lebih awal (early redemption) oleh investor. Dengan syarat tahap pencairan awal baru bisa dilakukan pada 11 Mei 2020 dan hanya sebesar setengahnya dari total jumlah investasi awal.

Untuk pemesanan, Kemenkeu bekerja sama dengan 20 mitra distribusi mulai dari bank umum, bank syariah, perusahaan efek, hingga fintech. Mitra tersebut yakni Bank Central Asia (BCA), Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Permata, Bank BRI, BTN, Bank Maybank Indonesia, Bank Panin, dan Bank CIMB Niaga.

Selain itu ada Bank DBS Indonesia dan Bank OCBC NISP.
  Adapun dua bank syariah yaitu Bank Syariah Mandiri dan Bank BRI Syariah, sementara dua perusahaan efek yaitu Trimegah Sekuritas Indonesia dan Danareksa Sekuritas.

Ada juga tiga perusahaan fintech yang terdaftar sebagai agen penjual reksa dana (APERD) yaitu Bareksa Portal Investasi, Tanamduit dan Invisee, sementara dua perusahaan peer to peer lending yaitu Investree Radhika Jaya dan Modalku.


(tas) Next Article Imbal Hasil Sukuk Tabungan 002 Naik Jadi 8,55%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular