
Perencanaan Keuangan
Dear Jonatan Christie Cs, Ini Tips Kelola Bonus Asian Games
Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
26 September 2018 20:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Mendapatkan apresiasi dari pemerintah atas pencapaian kemenangan menjadi kebahagiaan para atlit Asian Games 2018. Pemerintah memberikan penghargaan kepada para juara dan pelatih nasional berupa bonus uang maksimal Rp 1,5 miliar per orang.
Namun, sebelum tergoda untuk berbelanja secara konsumtif dibandingkan memiliki aset produktif, Direktur Strategi Investasi dan Kepala Makroekonomi PT Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat mengatakan bahwa mengatur keuangan secara pribadi sangat penting untuk terhindar dari nikmat sementara, namun sengsara di kemudian hari.
Lantas bagaimana caranya agar bonus yang diperoleh tak cepat habis dan bisa dikelola secara maksimal? Budi pun memberikan beberapa tips agar para atlit maupun orang awam yang memperoleh bonus uang bisa mengelolanya dengan pintar.
Budi menyarankan agar sebagian besar bonus uang bisa digunakan untuk aset produktif, seperti properti melalui KPR bukan dengan beli tunai. Asset jangka panjang baiknya dibiayai dengan utang jangka panjang.
[Gambas:Video CNBC]
Properti yang dibeli juga sebaiknya bukan di kawasan elite sehingga cicilannya masih terjangkau. Para atlit dapat mengalokasikan uang bonus untuk cadangan pembayaran cicilan KPR untuk selama satu tahun.
Dengan menggunakan cicilan KPR, sang atlit memiliki keleluasaan melakukan diversifikasi produk investasi dan proteksi lainnya. Produk investasi berbasis pasar modal yang dipertimbangkan adalah reksa dana ketimbang membeli saham secara langsung.
Selain diawasi oleh OJK dan biaya yang kompetitif, reksa dana yang dikelola oleh manajer professional telah memungkinkan investor melakukan diversifikasi investasi saham. Pembelian reksa dana sendiri dapat dilakukan secara berkala.
"Pilih produk reksa dana saham yang berpeluang memberikan imbal hasil atau return jangka panjang yang lebih besar dari biaya cicilan KPR. Untuk itu, investor perlu mencermati kinerja reksa dana dan mengevaluasi secara berkala" ungkap Budi dalam siaran pers yang diterima CNBC Indonesia.
Dia menuturkan bahwa jika para atlit membeli properti dengan cicilan KPR berbunga 10% per tahun, maka sebaiknya pilihlah reksa dana dengan return minimal 12% per tahun. Sehingga return reksa dana bisa menutupi biaya KPR dan juga masih memberi sisa return 2% kepada atlit.
Sementara untuk tujuan proteksi di hari tua atau musibah yang tak diinginkan hingga tak bisa bertanding seperti biasanya, para atlit sebaiknya mengambil produk asuransi jiwa.
Selain investasi dan proteksi, tentunya atlit perlu berinvestasi pada asupan dan peralatan sehingga mereka dapat berlatih mempersiapkan diri untuk tampil maksimal di setiap pertandingan.
Perencanaan kemakmuran selalu dimulai dengan disiplin menahan diri untuk mengindari gaya konsumtif yang dibiayai oleh hutang. Kemudian teratur melakukan investasi untuk memperkuat kapasitas produktif baik diri pribadi maupun aset.
(roy) Next Article Yuk Cek Keuangan Anda, Sudah Benar Pengaturannya?
Namun, sebelum tergoda untuk berbelanja secara konsumtif dibandingkan memiliki aset produktif, Direktur Strategi Investasi dan Kepala Makroekonomi PT Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat mengatakan bahwa mengatur keuangan secara pribadi sangat penting untuk terhindar dari nikmat sementara, namun sengsara di kemudian hari.
Lantas bagaimana caranya agar bonus yang diperoleh tak cepat habis dan bisa dikelola secara maksimal? Budi pun memberikan beberapa tips agar para atlit maupun orang awam yang memperoleh bonus uang bisa mengelolanya dengan pintar.
Budi menyarankan agar sebagian besar bonus uang bisa digunakan untuk aset produktif, seperti properti melalui KPR bukan dengan beli tunai. Asset jangka panjang baiknya dibiayai dengan utang jangka panjang.
Properti yang dibeli juga sebaiknya bukan di kawasan elite sehingga cicilannya masih terjangkau. Para atlit dapat mengalokasikan uang bonus untuk cadangan pembayaran cicilan KPR untuk selama satu tahun.
Dengan menggunakan cicilan KPR, sang atlit memiliki keleluasaan melakukan diversifikasi produk investasi dan proteksi lainnya. Produk investasi berbasis pasar modal yang dipertimbangkan adalah reksa dana ketimbang membeli saham secara langsung.
Selain diawasi oleh OJK dan biaya yang kompetitif, reksa dana yang dikelola oleh manajer professional telah memungkinkan investor melakukan diversifikasi investasi saham. Pembelian reksa dana sendiri dapat dilakukan secara berkala.
"Pilih produk reksa dana saham yang berpeluang memberikan imbal hasil atau return jangka panjang yang lebih besar dari biaya cicilan KPR. Untuk itu, investor perlu mencermati kinerja reksa dana dan mengevaluasi secara berkala" ungkap Budi dalam siaran pers yang diterima CNBC Indonesia.
Dia menuturkan bahwa jika para atlit membeli properti dengan cicilan KPR berbunga 10% per tahun, maka sebaiknya pilihlah reksa dana dengan return minimal 12% per tahun. Sehingga return reksa dana bisa menutupi biaya KPR dan juga masih memberi sisa return 2% kepada atlit.
Selain investasi dan proteksi, tentunya atlit perlu berinvestasi pada asupan dan peralatan sehingga mereka dapat berlatih mempersiapkan diri untuk tampil maksimal di setiap pertandingan.
Perencanaan kemakmuran selalu dimulai dengan disiplin menahan diri untuk mengindari gaya konsumtif yang dibiayai oleh hutang. Kemudian teratur melakukan investasi untuk memperkuat kapasitas produktif baik diri pribadi maupun aset.
![]() |
(roy) Next Article Yuk Cek Keuangan Anda, Sudah Benar Pengaturannya?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular