
Diskon Tarif Ojol Akan Berakhir! Siap Bayar Sesuai Tarif ya
Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
12 June 2019 09:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan melarang praktik diskon tarif transportasi online. Hal itu dilakukan karena diskon diberikan penyedia aplikasi dianggap dapat merusak industri.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan sebaiknya diskon tidak disediakan oleh perusahaan aplikator, dalam hal ini Gojek dan Grab, tetapi fintech atau perusahaan teknologi finansial seperti OVO dan Gopay.
Menurut dia urgensi melarang praktik diskon tarif di transportasi online termasuk ojek online demi melindungi masyarakat, pengemudi dan keberlanjutan dari bisnis transportasi online.
"Kalau sistemnya predatory pricing tidak bagus. Aplikator memang ada keinginan jor-joran beri diskon hingga mematikan aplikator yang lain tetapi tidak boleh dalam persaingan usaha seperti itu," ujar Budi Setiyadi dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV, Selasa (11/6/2019).
"Kan tidak boleh di satu negara jadi satu saja aplikator. Kasihan masyarakat sudah pakai satu jadi okay-okay saja [tarif tinggi]. Jadi [perlu] menjaga persaingan."
Budi Setiyadi menambahkan predatory price tidak baik karena masuk ranahnya Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Bila terbukti ada predatory price, aplikator akan mendapatkan sanksi.
"Makanya saya katakan tadi kalau diskon masih bisa tapi sifatnya royalty program dan poin-poin. Misalnya, dia pakai 5 kali gratis satu kali naik atau pakai 5 kali dapat potongan 10%," terang Budi. "Jangan tiap transaksi dapat diskon dan jangan di luar tarif batas bawah dan tarif batas atas."
Budi menambahkan, Kemenhub akan fokus kepada aturan mengenai pelarangan diskon tarif transportasi online pekan ini. Ia memastikan aturan mengenai hal ini akan keluar pada akhir Juni, bersamaan dengan tarif baru ojek online.
"Paling 1-2 minggu ke depan. Akhir Juni sudah selesai," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan diskon tarif transportasi online hanya akan memberikan keuntungan sesaat. Untuk jangka waktu panjang menjadi saling membunuh para pelaku industri.
"Itu yang kita ingin tidak terjadi. Tapi diskon yang langsung sudah relatif tidak ada. Yang sekarang ini ada diskon yang tidak langsung yang diberikan oleh partner," jelasnya. Menhub menyatakan akan merancang peraturan menteri atau surat edaran untuk melarang tarif diskon.
Meski aturan pelarangan diskon belum resmi rilis, warganet sudah mulai mengeluh melalui jejaring media sosial. Warganet mengeluhkan diskon pada salah satu aplikator sudah mulai hilang sejak pekan lalu.
"Setelah promo #gojek berakhir akankah akan tetap memakai jasa layanannya? baik gofood/goride? kalau untuk malas2an sepertinya enggak deh. Cm 1km aja bayar 10rb weleh," ujar pemilik akun Twitter @ridholiem.
Lainnya, akun Twitter @Richa168961831 mencuit, "@gojekindonesia gopay goride ga ada promo pemotongan harga min?" katanya.
Vice President Corporate Affairs Gojek Indonesia Michael Say mengatakan tiap-tiap promo memiliki masa berlakunya masing-masing.
"Terkait Gopay, pada dasarnya tiap promo memiliki masa berlakunya masing-masing. Ini merupakan hal yang biasa karena promo sendiri merupakan salah satu strategi pemasaran." ujar Michael melalui surel kepada CNBC Indonesia.
(tas) Next Article Panas! Ojol Rusia Ini Tantang Grab & Gojek, Ongkos Bisa Nego
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan sebaiknya diskon tidak disediakan oleh perusahaan aplikator, dalam hal ini Gojek dan Grab, tetapi fintech atau perusahaan teknologi finansial seperti OVO dan Gopay.
Menurut dia urgensi melarang praktik diskon tarif di transportasi online termasuk ojek online demi melindungi masyarakat, pengemudi dan keberlanjutan dari bisnis transportasi online.
"Kalau sistemnya predatory pricing tidak bagus. Aplikator memang ada keinginan jor-joran beri diskon hingga mematikan aplikator yang lain tetapi tidak boleh dalam persaingan usaha seperti itu," ujar Budi Setiyadi dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV, Selasa (11/6/2019).
"Kan tidak boleh di satu negara jadi satu saja aplikator. Kasihan masyarakat sudah pakai satu jadi okay-okay saja [tarif tinggi]. Jadi [perlu] menjaga persaingan."
Budi Setiyadi menambahkan predatory price tidak baik karena masuk ranahnya Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Bila terbukti ada predatory price, aplikator akan mendapatkan sanksi.
"Makanya saya katakan tadi kalau diskon masih bisa tapi sifatnya royalty program dan poin-poin. Misalnya, dia pakai 5 kali gratis satu kali naik atau pakai 5 kali dapat potongan 10%," terang Budi. "Jangan tiap transaksi dapat diskon dan jangan di luar tarif batas bawah dan tarif batas atas."
Budi menambahkan, Kemenhub akan fokus kepada aturan mengenai pelarangan diskon tarif transportasi online pekan ini. Ia memastikan aturan mengenai hal ini akan keluar pada akhir Juni, bersamaan dengan tarif baru ojek online.
"Paling 1-2 minggu ke depan. Akhir Juni sudah selesai," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan diskon tarif transportasi online hanya akan memberikan keuntungan sesaat. Untuk jangka waktu panjang menjadi saling membunuh para pelaku industri.
"Itu yang kita ingin tidak terjadi. Tapi diskon yang langsung sudah relatif tidak ada. Yang sekarang ini ada diskon yang tidak langsung yang diberikan oleh partner," jelasnya. Menhub menyatakan akan merancang peraturan menteri atau surat edaran untuk melarang tarif diskon.
Meski aturan pelarangan diskon belum resmi rilis, warganet sudah mulai mengeluh melalui jejaring media sosial. Warganet mengeluhkan diskon pada salah satu aplikator sudah mulai hilang sejak pekan lalu.
"Setelah promo #gojek berakhir akankah akan tetap memakai jasa layanannya? baik gofood/goride? kalau untuk malas2an sepertinya enggak deh. Cm 1km aja bayar 10rb weleh," ujar pemilik akun Twitter @ridholiem.
Lainnya, akun Twitter @Richa168961831 mencuit, "@gojekindonesia gopay goride ga ada promo pemotongan harga min?" katanya.
Vice President Corporate Affairs Gojek Indonesia Michael Say mengatakan tiap-tiap promo memiliki masa berlakunya masing-masing.
"Terkait Gopay, pada dasarnya tiap promo memiliki masa berlakunya masing-masing. Ini merupakan hal yang biasa karena promo sendiri merupakan salah satu strategi pemasaran." ujar Michael melalui surel kepada CNBC Indonesia.
(tas) Next Article Panas! Ojol Rusia Ini Tantang Grab & Gojek, Ongkos Bisa Nego
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular