Ini Cara Grab Membuat Wanita Indonesia Jadi Mandiri

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
09 March 2020 20:36
Grab Indonesia mendorong keragaman pada angkatan kerja di Indonesia dan terus menciptakan inklusivitas.
Foto: Para Single Mother Mandiri (dok:Grab)
Jakarta, CNBC Indonesia- Grab Indonesia mendorong keragaman pada angkatan kerja di Indonesia dan terus menciptakan inklusivitas. Hal ini termasuk menciptakan kesempatan ekonomi bagi perempuan, layanan inklusif, hingga menjalin kemitraan strategis untuk membuat perubahan.

"Di Indonesia, Grab bermitra dengan tiga lembaga untuk bisa menghadirkan teknologi yang inklusif dan aman, yakni dengan Komnas Perempuan, Forum Pengada Layanan dan Pundi Perempuan," kata Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi dalam siaran resminya belum lama ini.

Neneng mengatakan kerja sama dengan Komnas HAM dilakukan untuk menciptakan tata kelola perusahaan yang baik bagi penumpang dan mitra perempuan, kemudian dengan Forum Pengada Layanan untuk pemulihan korban kekerasan serta program peningkatan kapasitas dan pemberdayaan ekonomi bagi perempuan penyintas kekerasan. Terakhir Pundi Perempuan demi mengajak pelanggan memberikan donasi bagi lembaga pengada layanan bagi korban kekerasan.

"Melalui teknologi Grab berkomitmen mempersatukan dan memberdayakan jutaan perempuan luar biasa, baik itu mitra pengemudi, agen GrabKios, mitra-merchant GrabFood maupun para karyawan perempuan Grab," kata Neneng.


Bahkan, untuk meningkatkan kepercayaan diri tersebut, Grab juga telah menghadirkan rangkaian teknologi keamanan meliputi tombol darurat, verifikasi wajah penumpang, panggilan gratis dan juga kamera siaga Grab.

Grab juga terus mendukung mereka semua untuk dapat mengejar tujuan pribadi dalam hidup, tanpa rasa takut atau perasaan enggan. Contohnya empat wanita yang dipilih Grab karena bisa mandiri dan maju lewat teknologi.

Pertama adalah Kristina yang berasal dari Medan. GrabKios adalah cara yang digunakan untuk mempertahankan warung yang sudah didirikan sejak tahun 1997. Bersama tiga orang anaknya, awalnya,dia mengaku cukup kewalahan menjalankan warungnya seorang diri karena harus membagi waktu untuk mengurus anak dan belanja berbagai kebutuhan warungnya.

"Sejak memanfaatkan teknologi GrabKios, sekarang bisa menjadi lebih hemat dan juga bebas mengatur kebutuhan toko setiap kali belanja. Nggak perlu menyewa becak bermotor setiap kali mau belanja. Ongkosnya bisa ditabung," jelasnya.

Dia menyebut, semuanya bisa dia lakukan hanya dalam genggaman tangannya melalui aplikasi GrabKios. Pembeli juga makin ramai, disamping dia bisa melayani kebutuhan lainnya. Mulai dari pembayaran tagihan PLN, BPJS, PDAM, juga pembelian pulsa dan paket data.

Kedua adalah ibu tunggal asal Surabaya, Dewi. Setelah kehilangan pekerjaan sebagai tim administrasi cadangan, Ibu Tunggal asal Surabaya ini tidak putus asa. Bermodalkan motor ber-STNK, SIM, KK dan SKCK, Dewi mulai menjadi mitra pengemudi GrabBike 2 tahun lalu.

Dewi membuat jadwal untuk dirinya sendiri, selama hari Senin sampai Jumat, ia bekerja menjadi mitra pengemudi, sedangkan di hari Sabtu ia ambil libur yang biasanya dihabiskan dengan sang anak, sedangkan di hari Minggu, ia digunakan untuk berjualan.

Ketiga adalah Lestari Hendrawati (38) asal Bandung yang mengaku semakin sulit mencari pekerjaan. Sebagai orang tua tunggal, dia sempat berfikir mencari pekerjaan di Jakarta.

"Saya sempat berpikir, apa cari kerja ke Jakarta, tapi nanti anak-anak sama siapa? Akhirnya saya pilih menjadi mitra pengemudi GrabCar di Mei 2017," jelasnya.

Tak bisa dipungkiri, menurutnya pendapatan menjadi driver lumayan. Meski lelah, namun tujuannya bekerja hanya satu yaitu demi anak-anaknya. Yang paling penting untuknya saat ini adalah niat tulus dan selalu menjaga kesehatan.

"Teknologi benar-benar membantu setiap orang, termasuk saya," ungkap Ibu dengan empat anak ini.

Keempat dan terakhir adalah Bariah (30) orang tua tunggal dengan satu balita, yang merupakan pemilik warung makan Mie Aceh Jakarta di kawasan Setia Budi, Jakarta Selatan. Sejak menjadi mitra GrabFood, penjualannya meningkat signifikan.

"Alhamdulillah pesanan makin banyak, bisa sampai 200-300 orderan per hari," tuturnya.

Dalam melayani pesanan pembeli di warungnya yang buka 24 jam, Bariah mempekerjakan 8 orang karyawan yang bekerja bergantian. Tidak hanya melancarkan bisnisnya, Grab juga membantu kehidupan sehari-hari Bariah sebagai ibu tunggal.

"Dari pulsa, token listrik, bahkan sampai bahan-bahan masakan juga bisa beli lewat Grab jadi bisa hemat waktu dan tenaga buat main sama anak. Saya juga senang jadi bisa buka lapangan pekerjaan bagi orang lain," ucapnya.


Informasi saja, hasil Rilis IFC pada Maret tahun lalu menyatakan jika seperempat respon perempuan mengatakan bahwa layanan transportasi berbasis teknologi ini ampuh meningkatkan rasa kemandirian. Hal ini kemudian juga meningkatkan mobilitas sosial ekonomi mereka terutama pada ruang-ruang yang didominasi oleh laki-laki.

Laporan Dampak Sosial Grab pada tahun 2018/2019 mencatatkan bahwa layanan transportasi Grab adalah 1,2 kali lebih aman dibandingkan dengan standar kualitas layanan taksi di Singapura yang dibilang sangat tinggi. Menciptakan keseharian yang lebih baik bagi setiap perempuan dengan teknologi, menjadi sebuah misi yang lekat di hati Grab.

[Gambas:Video CNBC]




(dob/dob) Next Article Bisnis Dekorasi Ini Tetap Cuan di Tengah Pandemik COVID-19

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular