Didorong Merger, Valuasi Raksasa Grab & Gojek Tembus Rp 331 T

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
09 March 2020 18:54
 Para pemegang saham Grab dan Gojek dikabarkan sedang membujuk SoftBank, agar keduanya bersinergi.
Foto: infografis/Ini Aturan Baru Taksi Online/Edward Ricardo
Jakarta, CNBC Indonesia - Para pemegang saham Grab dan Gojek dikabarkan sedang membujuk SoftBank, agar keduanya bersinergi. Jika ini terjadi, nilai valuasi keduanya diperkirakan mencapai US$ 23 miliar atau lebih dari Rp 331 triliun (kurs Rp 14.400).

Mengutip Financial Times, Senin (9/3/2020) pembicaraan yang terjadi sesama investor tersebut berhubungan dengan Indonesia. Saat ini, kedua startup Unicorn tersebut memang berjaya di Indonesia, dan terus berupaya mengambil hati pelanggannya dalam kurun 18 bulan terakhir.

Indonesia merupakan negara keempat di dunia, di mana Gojek bermarkas, tepatnya di Jakarta. Sebelumnya Vincent dan Google tercatat menjadi investor Gojek. Sementara Grab yang bermarkas di Singapura, sebelumnya memperoleh kucuran dana dari SoftBank dan Microsoft.

"Kekuatan yang bermain di sini lebih tinggi dari sekadar apa yang diinginkan Grab atau Gojek, atau memang tidak diinginkan. Ini adalah tentang sejumlah pemegang saham berpengaruh jangka panjang di kedua perusahaan yang ingin membendung kerugian atau menemukan cara untuk keluar dari investasi mereka," kata salah satu investor Grab.


Investor yang enggan disebut namanya itu juga mengatakan, setidaknya pembicaraan sudah dilakukan terus-menerus antara kedua pihak. Namun sejauh ini ada hal yang lebih penting.

Artinya, ini mencerminkan keadaan yang berubah-ubah antara investor Grab, SoftBank yang berada di bawah tekanan banyak pihak, atas ekspektasi yang tinggi dari perusahaan teknologi. Hal ini mengingatkan kita pada WeWork, binaan SoftBank yang mengalami kerugian tahun lalu.

Pendiri SoftBank Masayoshi Son baru-baru ini mengunjungi Jakarta guna melakukan diskusi. Ini terkait dengan kesepakatan seperti apa yang diinginkan SoftBank, yang belum jelas hingga saat ini.

"Mengingat dinamika kedua belah pihak, ada kemauan yang lebih besar di tingkat tertinggi, meski ada persoalan kontrol yang rumit," ujar salah satu pemegang saham yang berpengaruh.

Fakta terkait perundingan sedang dilakukan dengan serius mencerminkan bagaimana lingkungan telah berubah di Asia, di mana belum lama ini baik pengusaha maupun investor memprioritaskan pertumbuhan dengan mengorbankan keuntungan.

Sebagaimana diketahui, Grab dan Gojek telah membakar banyak uang, istilah yang digunakan oleh startup untuk mengembangkan bisnisnya. Hal ini dilakukan untuk melayani penggunanya dengan berbagai cara termasuk transportasi online, layanan pesan-antar makanan dan layanan pembayaran di Singapura, Vietnam, Thailand dan Indonesia.

SoftBank pertama kali berinvestasi di Grab pada 2014 dan dalam beberapa putaran pendanaan selanjutnya mengatakan tak ada lagi penyelamatan, setelah apa yang terjadi kepada WeWork.

Namun sejak saat itu, sejumlah perusahaan startup tertekan termasuk Perusahaan perhotelan asal India, OYO dan perusahaan perjalanan asal China yaitu Didi Chuxing. Grab dan Gojek juga disebut tak menguntungkan.

Belum lagi tekanan pada masa depan Grab dan Go-jek, datang dari Elliott Management Corp yang merupakan pemegang saham SoftBank, menuntut SoftBank untuk menghadapi kerugian.

"Hal ini bukan satu-satunya pilihan tetapi itu adalah opsi yang paling mungkin. Ada cara rasional untuk memikirkannya yaitu bahwa semua pemegang saham akan menghasilkan banyak uang, Bagian itu sangat mudah," ujar investor itu lagi.

"Tapi kemudian ada masalah manajemen yang kurang rasional. Jika pembicaraan gagal, mereka akan memecah ego manajemen, tentang siapa yang akan melakukan apa," imbuhnya.


Setiap kejadian di Indonesia akan menghadapi rintangan yang dapat menyebabkan denda untuk Gojek dan Grab atau bahkan kesepakatan yang bisa saja diblokir. Namun, penalti finansial kemungkinan tidak akan menghalangi pemegang saham.

Kasus yang pernah terjadi adalah Uber dan Grab didenda US$13 juta dolar oleh pengawas kompetisi Singapura atas merger yang dilakukan pada 2018 di Asia Tenggara. Pembicaraan antara kedua belah pihak pertama kali dilaporkan oleh The Information. Hingga kini, Grab, Gojek dan SoftBank semuanya menolak berkomentar.


[Gambas:Video CNBC]




(dob/dob) Next Article Jika Grab dan Gojek jadi "Kawin"

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular