Dukung Industri Perfilman, Investasi Harus Ditingkatkan

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
04 May 2018 08:58
Industri film di Indonesia masih fokus pada anggaran produksi dan hanya sedikit anggaran pada pemasaran. Padahal pemasaran film juga penting.
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar film Indonesia sedang mengalami kemajuan yang signifikan. Andi Boediman selaku Managing Partner Ideosource Film Fund (IFF) mengatakan bahwa bisnis film sedang tumbuh sebesar 25% secara tahunan (year on year /yoy).

Menurutnya dalam waktu 10 tahun ke depan pasar film Indonesia akan naik sekitar 3 kali lipat. Kendati demikian, industri film Indonesia saat ini masih terfokus pada anggaran produksi dan beberapa produsen mengalokasikan anggaran yang lebih sedikit untuk pemasaran (marketing). 

Melihat hal ini Andi mengatakan bahwa industri film Indonesia perlu melakukan manajemen risiko dan berinvestasi dalam keseluruhan ekosistem. Hal ini juga sebagai bentuk dukungan kepada pembuat film (film makers) untuk mendapatkan investasi, karena sejumlah anggaran akan dialokasikan untuk pemasaran selain untuk produksi. 

Startup film investment kini sudah mendatangkan banyak para pemain besar. Bahkan para startup unicorn (memiliki valuasi di atas US$1 miliar) juga mulai berkolaborasi oleh perusahaan besar.

"Startup sekarang sudah masuk pemain-pemain besar dan sudah mulai masuk yang seperti unicorn-unicorn yang juga diinvestasi oleh perusahaan besar. Jadi startup investment pasti akan mulai masuk ke investasi yang lebih ke teknologi dan step head (selangkah lebih maju). Semua yang offline-nya besar itu akan pindah ke online," ujar Andi Boediman dalam Forum World Intellectual Property Film Indonesia 2018 di JS Luwansa Hotel, Jakarta, Kamis (3/05/2018).

Dia menuturkan bahwa berinvestasi pada film bisa mengurangi risiko pada sub sektor film. Selain itu, juga dapat meningkatkan laba, dan memelihara output untuk mendukung infrastruktur distribusi film. 

Sebagai contoh, dari 120 film yang ditayangkan pada tahun 2017, hanya ada 11 film yang menjangkau penjualan lebih dari 1 juta tiket dengan harga tiket Rp 35.000/tiket. Dengan demikian pendapatan total adalah Rp 35 miliar dan produser akan mendapatkan 50 % diantaranya atau sekitar Rp 17 miliar.

Ini berbeda dengan mereka yang berinvestasi pada individual film. Dimana sebelum mendapatkan 1 jackpot mereka perlu berinvestasi di 11 film atau dengan jumlah penonton di atas 1 juta. 

Bagi investor individual, ini akan sangat berisiko untuk berinvestasi satu persatu. Berinvestasi di 10 film dapat menjadi strategi manajemen risiko yang sangat baik karena keuntungan dari film jackpot akan menutup semua kerugian yang mungkin dialami.



(roy) Next Article Gali Kreatif Di Bisnis Custompreneur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular