
Founder Spotify, Drop Out Dan Jadi Miliuner di Usia 23 Tahun
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
05 April 2018 18:35

Setelah itu Daniel Ek tidak melanjutkan berbisnis. Ia menggunakan uangnya untuk membeli apartemen mewah di tengah kota Stockholm dan sebuah mobil Ferrari. Daniel Ek hidup dalam kemewahan dan menemukan pelajaran hidup yang berharga.
"Saya sadar gadis-gadis yang bersama saya bukanlah orang-orang baik, mereka hanya memanfaatkan saya, dan bahwa teman-teman saya bukanlah teman sejati. Mereka hanya orang-orang yang ada pada saat senang, jika keadaan memburuk, mereka akan meninggalkan saya dalam sakit hati." Ujarnya kepada The New Yorker pada tahun 2014.
Ia pada akhirnya menyadari bahwa uang bukanlah segalanya dan merasa hidupnya akan berarti jika ia bisa mengerjakan sesuatu yang benar-benar ia cintai. "Saya mulai berpikir mengenai apa saja yang benar-benar penting bagi saya dan menyadari ada dua hal yang benar-benar berarti, yaitu musik dan teknologi," ujarnya kepada Lacy.
Kemudian, pada tahun 2006 ia bersama dengan Martin Lorentzon, co-founder dari TradeDoubler, mencetuskan Spotify. Mereka menjadikan Nepster sebagai inspirasi, sambil berusaha menghindari masalah hukum seputar pembajakan dengan mengandalkan teknologi streaming dan mendapatkan kesepakatan lisensi dengan perusahaan rekaman.
Spotify resmi di rilis di Eropa pada bulan Oktober tahun 2008 setelah sebelumnya Daniel Ek mengembangkan layanan selama dua tahun dan menarik beberapa label rekaman serta seniman untuk mendaftarkan musik mereka di layanan musik streamingnya.
Spotify baru rilis secara resmi di AS pada tahun 2011 karena kesulitan memperoleh izin berbisnis di pasar internasional. Sayangnya pertumbuhan Spotify sempat terhambat oleh beberapa faktor seperti mengalami perselisihan dengan beberapa label rekaman besar, bersaing dengan layanan streaming musik lainnya, termasuk Apple, dan juga sempat bermasalah dengan penyanyi populer dunia, Taylor Swift, yang memboikot musiknya dari Spotify karena permasalahan harga.
Saat ini Spotify sudah banyak digunakan dimana-mana dan memiliki hampir 160 juta pengguna bulanan, yang 71 juta diantaranya merupakan pengguna berlangganan. Pendapatan perusahaan pada tahun 2017 sekitar US$5 miliar. Kapitalisasi pasar Spotify saat ini mencapai US$10 miliar dan membuat Daniel Ek jauh lebih kaya dibandingkan sebelum saham Spotify diperdagangkan.
Kedepannya Spotify akan berkompetisi dengan raksasa teknologi seperti Apple dan Amazon yang juga menyediakan layanan sejenis. Namun, saat ini Spotify menguasai 36% dari total seluruh pelanggan berbayar dalam layanan musik streaming, jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan kompetitornya. Bahkan beberapa analis memproyeksikan Spotify akan mampu menggandakan jumlah pelanggan berbayarnya pada tahun 2020.
Dalam wawancara dengan CBS pekan ini, Daniel Ek tidak menganggap penawaran publik Spotify sebagai puncak dari pertumbuhan perusahaan karena merasa ini baru awal dari perjalanan panjang Spotify.
"Kami sudah melalui 10 tahun perjalanan dan saya merasa kami sedang memasuki babak kedua," ujarnya.
(roy/roy)
"Saya sadar gadis-gadis yang bersama saya bukanlah orang-orang baik, mereka hanya memanfaatkan saya, dan bahwa teman-teman saya bukanlah teman sejati. Mereka hanya orang-orang yang ada pada saat senang, jika keadaan memburuk, mereka akan meninggalkan saya dalam sakit hati." Ujarnya kepada The New Yorker pada tahun 2014.
Ia pada akhirnya menyadari bahwa uang bukanlah segalanya dan merasa hidupnya akan berarti jika ia bisa mengerjakan sesuatu yang benar-benar ia cintai. "Saya mulai berpikir mengenai apa saja yang benar-benar penting bagi saya dan menyadari ada dua hal yang benar-benar berarti, yaitu musik dan teknologi," ujarnya kepada Lacy.
Kemudian, pada tahun 2006 ia bersama dengan Martin Lorentzon, co-founder dari TradeDoubler, mencetuskan Spotify. Mereka menjadikan Nepster sebagai inspirasi, sambil berusaha menghindari masalah hukum seputar pembajakan dengan mengandalkan teknologi streaming dan mendapatkan kesepakatan lisensi dengan perusahaan rekaman.
Spotify resmi di rilis di Eropa pada bulan Oktober tahun 2008 setelah sebelumnya Daniel Ek mengembangkan layanan selama dua tahun dan menarik beberapa label rekaman serta seniman untuk mendaftarkan musik mereka di layanan musik streamingnya.
Spotify baru rilis secara resmi di AS pada tahun 2011 karena kesulitan memperoleh izin berbisnis di pasar internasional. Sayangnya pertumbuhan Spotify sempat terhambat oleh beberapa faktor seperti mengalami perselisihan dengan beberapa label rekaman besar, bersaing dengan layanan streaming musik lainnya, termasuk Apple, dan juga sempat bermasalah dengan penyanyi populer dunia, Taylor Swift, yang memboikot musiknya dari Spotify karena permasalahan harga.
Saat ini Spotify sudah banyak digunakan dimana-mana dan memiliki hampir 160 juta pengguna bulanan, yang 71 juta diantaranya merupakan pengguna berlangganan. Pendapatan perusahaan pada tahun 2017 sekitar US$5 miliar. Kapitalisasi pasar Spotify saat ini mencapai US$10 miliar dan membuat Daniel Ek jauh lebih kaya dibandingkan sebelum saham Spotify diperdagangkan.
Kedepannya Spotify akan berkompetisi dengan raksasa teknologi seperti Apple dan Amazon yang juga menyediakan layanan sejenis. Namun, saat ini Spotify menguasai 36% dari total seluruh pelanggan berbayar dalam layanan musik streaming, jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan kompetitornya. Bahkan beberapa analis memproyeksikan Spotify akan mampu menggandakan jumlah pelanggan berbayarnya pada tahun 2020.
Dalam wawancara dengan CBS pekan ini, Daniel Ek tidak menganggap penawaran publik Spotify sebagai puncak dari pertumbuhan perusahaan karena merasa ini baru awal dari perjalanan panjang Spotify.
"Kami sudah melalui 10 tahun perjalanan dan saya merasa kami sedang memasuki babak kedua," ujarnya.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular