Founder Spotify, Drop Out Dan Jadi Miliuner di Usia 23 Tahun

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
05 April 2018 18:35
Founder Spotify, Drop Out  Dan Jadi Miliuner di Usia 23 Tahun
Foto: cnbc
Jakarta, CNBC Indonesia - Daniel Ek, pendiri Spotify masuk jajaran milinuer baru di industri teknologi. Gelar ini diperoleh setelah sukses mengantarkan layanan musik sreaming miliknya melantai (IPO) di bursa saham New York Sock Exchange (NYSE) pada Selasa (3/4/2018). Pada hari pertama perdagangan, Spotify sudah memiliki nilai lebih dari US$26 miliar (Rp 357 triliun).

Daniel Ek memiliki saham 9% yang di hargai hampir US$2,5 miliar (Rp 33,75 triliun). Pria asal Swedia ini menjadi miliuner ketika masih berusia 23 tahun, dua tahun sebelum merilis aplikasi pertama Spotify.
 
Daniel Ek mulai belajar menulis coding sejak usia belasan tahun dan memulai bisnis pertamanya di usia 14 tahun. Memanfaatkan kemunculan internet di tahun 1990-an, Daniel Ek memiliki pekerjaan sampingan untuk mendesain dan mengelola website beberapa perusahaan. Ia sering bekerja dari laboratorium komputer SMA-nya, juga dari rumah yang berlokasi di pinggiran kota Stockholm, seperti yang diberitakan Forbes.
 
Dalam sebuah sesi wawancara di tahun 2013 dengan Sarah Lacy, Daniel Ek mengatakan awalnya ia mendesain laman website untuk temannya, namun ia kemudian dipekerjakan dan di gaji mencapai US$5.000 oleh beberapa perusahaan lokal dan berhasil mengumpulkan hampir US$50.000 setiap bulannya.
 
CEO Spotify itu mengatakan orang tuanya tidak tahu mengenai bisnis yang dijalaninya sampai ia membuat orang tuanya tercengang karena mengoleksi beberapa video game dan gitar mahal. "Saya tidak yakin ada banyak remaja usia 13 tahun yang memiliki gitar Fender Stratocaster orisinil dan hal-hal sejenis lainnya, namun saya punya," ujarnya kepada Lacy.
 
Di usia belasan juga Daniel Ek pertama kali mulai mengobrol online dengan Sean Parker yang kemudian menjadi founder Napster, dan yang akhirnya menjadi investor di Spotify. Keduanya sama-sama tidak saling mengenal dan mengobrol tanpa menunjukkan identitas asli, sampai akhirnya bertemu pada tahun 2009, setelah Parker mengirim e-mail pujian untuk Spotify.
 
Dilansir dari CNBC Make It, pada tahun 2013, kepada Financial Times ia pernah mengatakan merasa bosan dengan pekerjaannya meski menghasilkan uang yang lebih banyak dari ayahnya saat ia berusia 16 tahun. Ia mulai merekrut beberapa programmer dan pada usia 18 tahun sudah memimpin 25 orang pekerja. Ia kemudian terpaksa mendaftarkan bisnisnya karena otoritas pajak Swedia mulai mempertanyakan dari mana ia memperoleh uangnya yang banyak, mengutip FT. Pada suatu waktu pemerintah Swedia meneleponnya, memberitahu mengenai tunggakan pajak yang dimilikinya.
 
Pada tahun 2002, Daniel Ek tamat dari SMA dan melanjut kuliah ke Royal Institute of Technology Swedia untuk mempelajari teknik. Namun setelah delapan minggu ia berhenti kuliah, lalu bekerja dengan beberapa perusahaan teknologi, termasuk di situs e-commerce Swedia, Tradera, yang kemudian dibeli oleh eBay. Ia juga pernah menjabat sebagai chief executive di Stardoll, perusahaan game online yang identik dengan game bertema fesyen.
 
Ek pada akhirnya mendirikan perusahaan marketing online, Advertigo, yang dijualnya ke TradeDoubler (perusahaan marketing digital Swedia) pada tahun 2006, senilai US$1,25 juta. Saat itu usianya baru 23 tahun.

Setelah itu Daniel Ek tidak melanjutkan berbisnis. Ia menggunakan uangnya untuk membeli apartemen mewah di tengah kota Stockholm dan sebuah mobil Ferrari. Daniel Ek hidup dalam kemewahan dan menemukan pelajaran hidup yang berharga.
 
"Saya sadar gadis-gadis yang bersama saya bukanlah orang-orang baik, mereka hanya memanfaatkan saya, dan bahwa teman-teman saya bukanlah teman sejati. Mereka hanya orang-orang yang ada pada saat senang, jika keadaan memburuk, mereka akan meninggalkan saya dalam sakit hati." Ujarnya kepada The New Yorker pada tahun 2014.
 
Ia pada akhirnya menyadari bahwa uang bukanlah segalanya dan merasa hidupnya akan berarti jika ia bisa mengerjakan sesuatu yang benar-benar ia cintai. "Saya mulai berpikir mengenai apa saja yang benar-benar penting bagi saya dan menyadari ada dua hal yang benar-benar berarti, yaitu musik dan teknologi," ujarnya kepada Lacy.
 
Kemudian, pada tahun 2006 ia bersama dengan Martin Lorentzon, co-founder dari TradeDoubler, mencetuskan Spotify. Mereka menjadikan Nepster sebagai inspirasi, sambil berusaha menghindari masalah hukum seputar pembajakan dengan mengandalkan teknologi streaming dan mendapatkan kesepakatan lisensi dengan perusahaan rekaman.
 
Spotify resmi di rilis di Eropa pada bulan Oktober tahun 2008 setelah sebelumnya Daniel Ek mengembangkan layanan selama dua tahun dan menarik beberapa label rekaman serta seniman untuk mendaftarkan musik mereka di layanan musik streamingnya.
 
Spotify baru rilis secara resmi di AS pada tahun 2011 karena kesulitan memperoleh izin berbisnis di pasar internasional. Sayangnya pertumbuhan Spotify sempat terhambat oleh beberapa faktor seperti mengalami perselisihan dengan beberapa label rekaman besar, bersaing dengan layanan streaming musik lainnya, termasuk Apple, dan juga sempat bermasalah dengan penyanyi populer dunia, Taylor Swift, yang memboikot musiknya dari Spotify karena permasalahan harga.
 
Saat ini Spotify sudah banyak digunakan dimana-mana dan memiliki hampir 160 juta pengguna bulanan, yang 71 juta diantaranya merupakan pengguna berlangganan. Pendapatan perusahaan pada tahun 2017 sekitar US$5 miliar. Kapitalisasi pasar Spotify saat ini mencapai US$10 miliar dan membuat Daniel Ek jauh lebih kaya dibandingkan sebelum saham Spotify diperdagangkan.
 
Kedepannya Spotify akan berkompetisi dengan raksasa teknologi seperti Apple dan Amazon yang juga menyediakan layanan sejenis. Namun, saat ini Spotify menguasai 36% dari total seluruh pelanggan berbayar dalam layanan musik streaming, jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan kompetitornya. Bahkan beberapa analis memproyeksikan Spotify akan mampu menggandakan jumlah pelanggan berbayarnya pada tahun 2020.
 
Dalam wawancara dengan CBS pekan ini, Daniel Ek tidak menganggap penawaran publik Spotify sebagai puncak dari pertumbuhan perusahaan karena merasa ini baru awal dari perjalanan panjang Spotify.
 
"Kami sudah melalui 10 tahun perjalanan dan saya merasa kami sedang memasuki babak kedua," ujarnya.
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular