Hanya Pelaku Ekonomi Adaptif yang Bisa Bertahan

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
14 February 2018 16:50
Banyaknya toko ritel yang tutup karena eksistensi ritel konvensional disebabkan digitalisasi
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengklaim, runtuhnya eksistensi ritel konvensional disebabkan digitalisasi.

Berbicara usai kick off meeting sensus penduduk 2020, Bambang menilai, dalam kondisi saat ini, hanya pelaku usaha yang mampu beradaptasi dengan keadaan yang mampu bertahan.

“Kami bukan membela diri, tapi memang yang pelaku ekonomi yang bisa survive adalah pelaku ekonomi yang adaptif,” kata Bambang, Rabu (14/2/2018).

Dalam beberapa tahun terakhir, tercatat ada puluhan ritel yang gulung tikar. Antara lain, 7-Eleven, Lotus, Ramayana, Disc Tarra, Matahari, Debenhams, hingga yang terbaru adalah Clarks.

Menurut Bambang, fenomena jatuhnya eksistensi ritel konvensional bukan hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga ritel yang selama ini bernaung di negara-negara lain. 

“Ini bukan gejala sementara, tapi gejala yang akan berkelanjutan ke depan,” kata mantan Menteri Keuangan itu.

Bambang tak memungkiri, fenomena perdagangan online memang tumbuh cukup mengesankan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, bukan berarti fenomena tersebut akan meruntuhkan sektor lainnya.

“Karena bagaimanapun online itu butuh delivery. Salah satu sektor yang tumbuh tinggi adalah transportasi dan pergudangan. Intinya, harus jeli melihat kehadiran ekonomi digital,” katanya.
(roy/roy) Next Article Tips Sukses Bangun Fesyen E-Commerce dari CEO Hijup

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular