Putri Habibie Jadi Jutawan karena Profesi Juru Masak Rumahan

Arina Yulistara, CNBC Indonesia
30 January 2018 16:25
Juru masak rumahan bisa jadi opsi pekerjaan baru bagi yang suka memasak
Foto: istimewa
Jakarta, CNBC Indonesia- Untuk membangun sebuah bisnis tak melulu harus mempunyai modal besar. Seperti Marini Putri Habibie, cucu dari Junus Effendy Habibie yang merupakan adik B.J. Habibie itu mendirikan bisnis memasak dengan modal nol rupiah. Namun kini ia berhasil meraup belasan juta hingga puluhan juta rupiah per bulan berkat bisnis tersebut. Bagaimana bisa?

Kepada CNBC Indonesia, Putri Habibie bercerita mengenai bisnis masak tersebut. Berawal dari suka masak sejak kecil, wanita yang sedang mengejar gelar masternya di Binus Business School itu menjadikan hobinya peluang bisnis. Putri sudah belajar masak sejak kelas 4 SD. Bakat memasaknya turun dari sang ibunda yang juga senang mencoba berbagai resep makanan.

Kemudian Putri mencoba bisnis kecil-kecilan dengan membuat kue dan menjualnya melalui online. Ia menamakan brand makanannya Lady Bake. Setelah itu, ia baru mengerti kalau sangat banyak kompetitornya. Tak ingin kalah saing, Putri pergi mencari les masak. Namun ia merasa kesulitan mencari kelas memasak yang waktunya bisa disesuaikan dengan jadwalnya sendiri.

Berangkat dari situ, Putri terpikir kenapa tidak membuka kelas masak sendiri. Ia mulai mencoba menawarkan teman-temannya untuk ikut kelas masak. Klien pertamanya diakui wanita berambut panjang itu adalah temannya sendiri. Ia merasa beruntung karena dari temannya tersebut, peluang buka kelas masak semakin terbuka lebar.

Putri Habibie Jadi Jutawan karena Profesi Juru Masak Rumahan Foto: istimewa


“Eyang Rudy pernah bilang, ‘Jadilah mata air buat orang lain’, itu tertanam banget di pikiranku. Gimana caranya orang lain bisa dapat benefit dari kemampuan masakku akhirnya bikin cooking class di 2014. Nggak ada modal awalnya karena semua tersedia di rumah. Murid pertama mengajar temanku dan pacarnya, satu orang Indonesia dan bule. Mereka yang buka pasar aku buat bule, dapat kerjaan dari hotel buat mengajar orang asing,” cerita Putri saat berbincang dengan CNBC Indonesia di kantor WebTV Asia, Menteng, Jakarta Selatan, Senin (29/1/2018).

Kelas masak yang dibina oleh Putri sendiri mulai dikenal karena memiliki konsep berbeda dari lainnya. Putri membuka kelas secara pribadi dan grup, tergantung keinginan klien. Untuk waktu dan tempat juga bisa diatur oleh klien. Belajar masak bisa di rumah mereka sendiri atau Putri yang menyiapkan tempatnya.

Klien Putri tak perlu belanja sendiri karena ia yang akan menyiapkan semua bahannya. Setiap belajar masak, klien bisa belajar satu sampai enam menu mulai dari appetizer, main course, hingga dessert. Setiap hari, Putri hanya menerima satu sampai dua kelas saja.

Putri memberikan tarif sebesar Rp 500 ribu hingga Rp 800 ribu per pertemuan tergantung resep. Setelah klien melakukan transfer, Putri akan membeli semua bahan-bahan yang diperlukan untuk belajar masak. Ia mengaku tak ada waktu libur untuknya, semua tergantung jadwal klien.

Sejak membuka kelas di 2014, sudah lebih dari 500 murid baik wanita maupun pria yang pernah diajarkan masak olehnya. Murid yang diajarkan mulai dari anak-anak hingga selebriti. Beberapa selebriti yang sudah pernah diajarinya seperti Raisa, Aurel dan Ashanty, Natasha Rizky, Alice Norin, hingga beberapa YouTuber ternama Indonesia.

Klien Putri tidak hanya berasal dari Jakarta tapi juga Bandung, Medan, Riau, Pekanbaru, Yogyakarta, Ambon, hingga Samarinda. Banyak yang sengaja datang dari daerah ke Jakarta untuk belajar masak dengan Putri.

Tak heran bila kini Putri berpenghasilan Rp 15 juta hingga Rp 30 juta sebulan. Penghasilan tersebut diakui Putri selalu dipakai untuk pendidikan dan menambah peralatan masak yang menjadi modal untuk membuka kelas masak.

“Uangku untuk biaya S-2 di Binus, aku nggak sama sekali minta uang ke orangtua, semua dari kelas masak ini. Selebihnya untuk beli keperluan masak kayak oven misalnya beli yang lebih besar lagi. Kalau untuk tas, baju, aku nggak terlalu ya, rumah juga belum, paling sama makan ya karena aku suka makan,” kata Putri.

Meski sudah dikenal sebagai guru masak, Putri mengatakan tidak pantas disebut chef. Menurutnya, chef merupakan sebutan yang terlalu bagus untuknya. Untuk mendapatkan predikat chef, Putri menuturkan kalau teman-temannya harus menempuh pendidikan yang sulit.

Putri juga tidak memiliki keinginan untuk mengambil pendidikan chef. Ia lebih senang disebut sebagai home cook. Ia ingin membuktikan dengan menjadi home cook juga bisa sukses dan berguna bagi banyak orang. Terbukti, dikatakan Putri kalau 30% klien yang pernah diajarkannya sudah bisa membangun bisnis masak sendiri.

“Banyak ibu-ibu calon UKM kayak dari Riau, Medan atau Ambon, datang ke Jakarta buat belajar masak. Jadi di bisnis ini aku ngasih orang skill gimana mereka bisa membangun ekonomi sendiri. Tapi kesenangan utama ketika dapat success story dari klien. Sekitar 30% muridku bisa bikin bisnis setelah kita belajar masak,” tandas wanita yang berencana mengejar pendidikan S-3 ke Belanda itu.
(gus/gus) Next Article Modal Rp 2,9 Juta Jadi Rp 14 M, Pria Ini Tajir Lewat Celana!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular