
Travis Kalanick Meninggalkan Uber Dengan Segunung Uang
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
19 January 2018 16:28

Di bulan Januari muncul kampanye untuk menghapus aplikasi uber di media sosial dengan tagar #DeleteUber. Hal ini dipicu oleh cara Uber menyikapi protes terhadap kebijakan larangan bepergian ke Amerika Serikat dari 7 negara muslim.
Alih-alih menghentikan operasi di sekitar Bandar Udara John F. Kennedy di New York, tempat aksi demonstrasi terhadap kebijakan tersebut digelar layaknya New York Taxi Workers Alliance (NYTWA), Uber justru tetap beroperasi meskipun dengan menghapus kenaikan harga, seperti dilansir dari Vox.
Tindakan tersebut dianggap publik sebagai bentuk dukungan terhadap kebijakan pemerintahan Trump dan usaha untuk meraup untung dari aksi demonstrasi. Meskipun sebelumnya Travis sempat memberikan edaran bahwa perusahaannya siap melindungi mitra pengemudi yang terdampak kebijakan tersebut, kemarahan publik tetap tidak dapat dibendung.
Di bulan Februari, Kalanick kembali menghadapi krisis ketika salah seorang mantan teknisi bernama Susan Fowler mengungkap skandal diskriminasi gender dan pelecehan seksual yang terjadi di perusahaannya lewat sebuah blog. Kalanick menginstruksikan investigasi menyeluruh untuk menangani kasus ini, dan akhirnya harus memecat 20 karyawan dari berbagai tingkat posisi.
Sebagai pendiri sekaligus CEO Uber, posisi Kalanick mulai diragukan oleh investor dan jajaran direksi perusahaannya. Mereka menganggap Kalanick sudah menjadi beban untuk Uber.
Puncaknya, Kalanick menerima surat di bulan Juni 2017 dari lima investor utama Uber termasuk Benchmark dan Fidelity Investments yang berisi beberapa permintaan, salah satunya mengundurkan diri dari Uber.
Kalanick langsung menolak permintaan itu. Ia pun langsung menghubungi Arianna Huffington, salah satu direksi perusahaan tersebut, untuk meminta saran, seperti dilansir dari CNBC. Arianna pun menjelaskan bahwa permintaan itu patut untuk dipertimbangkan.
Akhirnya setelah berunding seharian dengan Matt Cohler dan Peter Fenton dari Benchmark, Kalanick setuju untuk mundur dari posisinya sebagai CEO demi perkembangan Uber.
“Saya mencintai Uber lebih dari segalanya di dunia ini, dan ini adalah saat yang sangat sulit di sepanjang hidup saya. Saya harus menerima permintaan investor untuk mengundurkan diri agar Uber dapat kembali berkembang daripada terus menerus terganggu dengan masalah lain,” kata Kalanick seperti dikutip oleh CNBC. (roy/roy)
Alih-alih menghentikan operasi di sekitar Bandar Udara John F. Kennedy di New York, tempat aksi demonstrasi terhadap kebijakan tersebut digelar layaknya New York Taxi Workers Alliance (NYTWA), Uber justru tetap beroperasi meskipun dengan menghapus kenaikan harga, seperti dilansir dari Vox.
Tindakan tersebut dianggap publik sebagai bentuk dukungan terhadap kebijakan pemerintahan Trump dan usaha untuk meraup untung dari aksi demonstrasi. Meskipun sebelumnya Travis sempat memberikan edaran bahwa perusahaannya siap melindungi mitra pengemudi yang terdampak kebijakan tersebut, kemarahan publik tetap tidak dapat dibendung.
Sebagai pendiri sekaligus CEO Uber, posisi Kalanick mulai diragukan oleh investor dan jajaran direksi perusahaannya. Mereka menganggap Kalanick sudah menjadi beban untuk Uber.
Puncaknya, Kalanick menerima surat di bulan Juni 2017 dari lima investor utama Uber termasuk Benchmark dan Fidelity Investments yang berisi beberapa permintaan, salah satunya mengundurkan diri dari Uber.
Kalanick langsung menolak permintaan itu. Ia pun langsung menghubungi Arianna Huffington, salah satu direksi perusahaan tersebut, untuk meminta saran, seperti dilansir dari CNBC. Arianna pun menjelaskan bahwa permintaan itu patut untuk dipertimbangkan.
Akhirnya setelah berunding seharian dengan Matt Cohler dan Peter Fenton dari Benchmark, Kalanick setuju untuk mundur dari posisinya sebagai CEO demi perkembangan Uber.
“Saya mencintai Uber lebih dari segalanya di dunia ini, dan ini adalah saat yang sangat sulit di sepanjang hidup saya. Saya harus menerima permintaan investor untuk mengundurkan diri agar Uber dapat kembali berkembang daripada terus menerus terganggu dengan masalah lain,” kata Kalanick seperti dikutip oleh CNBC. (roy/roy)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular