
Travis Kalanick Meninggalkan Uber Dengan Segunung Uang
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
19 January 2018 16:28

Kalanick menyadari bahwa startup yang dibangunnya dapat menghasilkan untung. Ia mengembangkan aplikasinya, menetapkan tarif yang lebih rendah dari transportasi angkutan lain untuk menarik lebih banyak penumpang dan pengemudi.
Uber pun termasuk menjadi perusahaan yang berkembang dengan pesat sepanjang sejarah Silicon Valley, setara dengan Google dan Facebook. Perusahaan itu meraup pendapatan melebihi US$1.000 di kuartal kedua, mempekerjakan lebih dari 9.000 karyawan dan bekerja sama dengan 1,5 juta pengemudi.
Uber mulai dilirik investor. Pada Oktober 2010, perusahaan rintisan ini mendapatkan suntikan dana untuk pertama kalinya senilai US$1,25 juta dari perusahaan permodalan First Round Capital. Tidak berhenti di situ, pada awal tahun 2011 Uber kembali mendapatkan pendanaan mencapai US$11 juta dari Benchmark Capital yang membuat bisnisnya berkembang sampai ke New York, Seattle, Boston, Chicago, Washington D.C dan Paris, Perancis, seperti dilansir dari situs Investopedia.
Di tahun yang sama, perusahaannya kembali menerima suntikan dana sebesar $37 juta dari Menlo Ventures, Jeff Bezos dan Goldman Sachs. Kalanick dapat lebih jauh mengembangkan bisnisnya di tahun 2016 setelah mendapatkan pendanaan sebesar $3,5 miliar dari Wealth Fund asal Arab Saudi.
Namun, di tahun yang sama Kalanick mengakui bahwa bisnisnya mengalami kerugian secara global sebesar $3,8 miliar, salah satunya diakibatkan oleh kekalahan di China yang menyebabkannya harus menutup bisnis di negara tersebut.
Di tahun 2017, bisnis Uber meluas ke berbagai belahan dunia dengan beroperasi di 76 negara. Di tahun ini pula Kalanick menghadapi tantangan berat. Ia harus kehilangan ibunya yang meninggal karena kecelakaan kapal. (roy/roy)
Uber pun termasuk menjadi perusahaan yang berkembang dengan pesat sepanjang sejarah Silicon Valley, setara dengan Google dan Facebook. Perusahaan itu meraup pendapatan melebihi US$1.000 di kuartal kedua, mempekerjakan lebih dari 9.000 karyawan dan bekerja sama dengan 1,5 juta pengemudi.
Uber mulai dilirik investor. Pada Oktober 2010, perusahaan rintisan ini mendapatkan suntikan dana untuk pertama kalinya senilai US$1,25 juta dari perusahaan permodalan First Round Capital. Tidak berhenti di situ, pada awal tahun 2011 Uber kembali mendapatkan pendanaan mencapai US$11 juta dari Benchmark Capital yang membuat bisnisnya berkembang sampai ke New York, Seattle, Boston, Chicago, Washington D.C dan Paris, Perancis, seperti dilansir dari situs Investopedia.
Namun, di tahun yang sama Kalanick mengakui bahwa bisnisnya mengalami kerugian secara global sebesar $3,8 miliar, salah satunya diakibatkan oleh kekalahan di China yang menyebabkannya harus menutup bisnis di negara tersebut.
Di tahun 2017, bisnis Uber meluas ke berbagai belahan dunia dengan beroperasi di 76 negara. Di tahun ini pula Kalanick menghadapi tantangan berat. Ia harus kehilangan ibunya yang meninggal karena kecelakaan kapal. (roy/roy)
Next Page
Investor Ragu
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular