HSBC Ungkap Dampak Positif Digitalisasi & AI untuk Perusahaan
Jakarta, CNBC Indonesia -Â Laporan terbaru HSBC bertajuk Redefining Treasury in Asia Pacific: Voices of Treasury 2025 menyebutdigitalisasi dan adopsi kecerdasan buatan (AI) menjadi faktor penting dalam memperkuat ketahanan keuangan perusahaan di tengah kondisi pasar yang semakin dinamis.
Laporan ini menyoroti bagaimana perusahaan di Asia Pasifik, termasuk Indonesia, memanfaatkan teknologi untuk mencapai efisiensi, akurasi, dan kelincahan (agility) dalam pengambilan keputusan keuangan.
Laporan tersebut berdasarkan survei terhadap lebih dari 900 profesional senior di bidang keuangan dan treasuri di 14 pasar Asia Pasifik. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar manajer keuangan/treasuri di Indonesia melihat manfaat signifikan dari otomatisasi dan AI dalam meningkatkan efisiensi serta akurasi proyeksi arus kas dan transaksi lindung nilai (hedging), terutama di tengah fluktuasi nilai tukar dan suku bunga.
"Manajer keuangan kini memainkan peran yang lebih strategis dalam mendorong ketangguhan dan pertumbuhan bisnis. Manajemen treasuri yang efisien dan tangkas, didukung oleh informasi real-time, akan menjadi keunggulan kompetitif bagi perusahaan di masa depan," ujar Head of Global Payments Solutions, Asia ex Greater China, HSBC Manoj Dugar, dikutip Kamis (27/11/2025).
Meskipun manfaat teknologi semakin diakui, sebagian besar manajer keuangan di Indonesia tetap menyoroti tantangan keamanan siber sebagai risiko utama dalam proses digitalisasi. Sebanyak 48% responden diIndonesia mengidentifikasi keamanan siber sebagai hambatan terbesar angka tertinggi di antara tujuh negara Asia Pasifik lainnya yang disurvei.
Head of Global Payments Solutions, HSBC Indonesia Anne Suhandojo menilai pentingnya penguatan tata kelola digital dan kesiapan sumber daya manusia untuk mengantisipasi risiko tersebut. Bank ini terus membantu nasabah memperkuat sistem keamanan berlapis, menerapkan pemantauan transaksi secara real-time, serta memberikan pelatihan kepada tim keuangan agar mampu mengelola risiko digital dengan baik.
"Kami memahami bahwa keamanan dan kepercayaan menjadi fondasi utama dalam setiap proses digitalisasi. HSBC berkomitmen untuk mendampingi perusahaan dalam membangun sistem keuangan yang tidak hanya efisien, tetapi juga aman dan berkelanjutan," ujar dia.
Di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu, survei HSBC menunjukkan bahwa mengelola keuangan di tengah volatilitas nilai tukar dan suku bunga menjadi prioritas utama bagi manajer keuangan di tujuh dari delapan pasar Asia Pasifik yang disurvei, termasuk Indonesia.
Untuk menjawab tantangan tersebut, HSBC terus memperkuat layanan real-time treasury yang memberikan visibilitas menyeluruh atas posisi kas, kebutuhan modal kerja, dan eksposur risiko di seluruh entitas bisnis. Digitalisasi sistem pembayaran menjadi langkah penting menuju pengambilan keputusan yang lebih cepat dan akurat.
"Solusi pembayaran kami mencakup otomatisasi konversi hingga 130 jenis mata uang asing untuk transaksi internasional yang lebih efisien dan aman." tambah Anne.
Salah satu nasabah korporasi HSBC di sektor pelayaran yang memiliki 12 anak perusahaan di berbagai negara Asia berhasil meningkatkan efisiensi bisnis secara signifikan melalui integrasi solusi pembayaran dan cash management dari HSBC.
Sebelumnya, perusahaan tersebut menggunakan sistem bank dan kanal pembayaran berbeda di tiap negara sehingga proses rekonsiliasi berjalan manual dan visibilitas posisi kas terbatas. Setelah beralih ke sistem terintegrasi HSBC, perusahaan kini memiliki akses real-time terhadap arus kas konsolidasi, yang memungkinkan pengambilan keputusan lebih cepat dan akurat di seluruh wilayah operasinya.
"Teknologi dan inovasi akan memberikan hasil optimal bila didukung oleh tata kelola yang kuat dan manajemen risiko yang bijak," ujar Anne.
"Dengan menggabungkan visibilitas real-time, ketangkasan, dan kolaborasi strategis, perusahaan dapat membangun treasuri yang efisien, tangguh, dan berkelanjutan serta mampu mengubah ketidakpastian menjadi peluang," tambahnya.
Anne menyebut HSBC memandang masa depan treasuri di Asia Pasifik, termasuk Indonesia, dengan optimisme. Meskipun kecepatan adopsi digital bervariasi antar negara, tren menuju otomatisasi dan AI semakin menguat.
Di Indonesia, kesadaran perusahaan terhadap pentingnya digitalisasi meningkat tajam dalam dua tahun terakhir. Banyak korporasi mulai mengalokasikan investasi untuk sistem treasury management terintegrasi dan solusi berbasis data real-time.
"Sebagai transactional banking terkemuka, kami telah membantu nasabah Indonesia untuk mendigitalisasi sistem pembayaran mereka, guna mengatasi kompleksitas pembayaran lintas batas (cross border payments)," tutup Anne.
Menurut dia, dengan komitmen dan pengalaman global yang luas, HSBC terus memperkuat peran sebagai mitra strategis bagi perusahaan dalam menghadapi kompleksitas ekonomi dan percepatan digitalisasi.
Di tengah dinamika pasar dan ketidakpastian global, kata dia, HSBC meyakini bahwa transformasi digital bukan sekadar langkah menuju efisiensi, melainkan strategi jangka panjang untuk membangun ketahanan, memperkuat daya saing, dan membuka peluang pertumbuhan baru bagi dunia usaha.
(dpu/dpu)[Gambas:Video CNBC]