Bangkitnya Raja Ecommerce Setelah Ditinggal Pendiri
Jakarta, CNBC Indonesia - Raja e-commerce China, Alibaba, akhirnya bangkit setelah sempat mengalami keterpurukan pasca ditinggal Jack Ma dan para petingginya. Hubungan Alibaba dengan pemerintah China juga kian membaik dalam beberapa tahun terakhir.
Dikutip dari Reuters, Rabu (26/11/2025), Alibaba berhasil melampaui prediksi analis untuk pendapatan kuartalannya yang diumumkan pada Selasa (25/11) waktu setempat. Investasi Alibaba terhadap pengiriman instan 1-jam membantu menggenjot minat masyarakat untuk berbelanja di aplikasinya.
Alibaba melaporkan pendapatan 247,80 miliar yuan atau setara Rp582 triliun pada kuartal-II 2025, berbanding dengan estimasi analis di kisaran 242,65 miliar yuan, menurut data yang dihimpun LSEG.
Kendati demikian, laba yang disesuaikan sebesar 4,36 yuan per American Depository Share, meleset dari estimasi 5,49 yuan.
Hasil moncer Alibaba muncul ketika perang di sektor 'ritel instan' China sedang membara. Para pemain besar berlomba-lomba menggelontorkan uang miliaran untuk memperkuat layanan pengiriman 1-jam.
Perang harga ritel instan, yang dipicu oleh diskon dan subsidi agresif dari Alibaba, JD.com, dan Meituan, telah meningkatkan kekhawatiran investor tentang margin dan menyebabkan pembakaran kas yang besar. Analis Nomura memperkirakan pengeluaran kolektif mencapai lebih dari US$4 miliar di seluruh industri pada kuartal-II saja.
Alibaba kurang terekspos dibandingkan para pesaingnya dengan bisnisnya yang terdiversifikasi dan dana cadangan yang signifikan. Melihat potensi keuntungan jangka panjang, ritel instan diproyeksikan dapat menambah 1 triliun yuan dalam nilai barang dagangan kotor tahunan.
Alibaba mengatakan bisnis ritel instannya telah meningkatkan ekonomi unit dalam beberapa bulan terakhir, dengan biaya per pesanan turun setengahnya sejak musim panas.
Di sisi lain, Alibaba juga berinvestasi besar pada teknologi kecerdasan buatan (AI). Alibaba bahkan menjadi salah satu pemimpin pasar AI di China yang sedang berkembang.
Pada Februari lalu, Alibaba mengatakan akan mengalokasikan 380 miliar yuan selama 3 tahun ke depan untuk investasi di sektor AI dan cloud.
(fab/fab)[Gambas:Video CNBC]