Ulah Netizen China Bikin Amerika Parno, Langsung Ditindak Tanpa Ampun

Redaksi, CNBC Indonesia
Rabu, 08/10/2025 17:20 WIB
Foto: Bendera Amerikas Serikat (AS) dan China. (REUTERS/Florence Lo/Illustration/File)

Jakarta, CNBC Indonesia - China kembali membuat Amerika Serikat (AS) parno. Raksasa teknologi asal AS, OpenAI, mengumumkan telah memblokir beberapa akun ChatGPT di China yang 'berulah'.

Perusahaan curiga akun-akun tersebut terkait dengan entitas pemerintahan China. Kecurigaan itu muncul lantaran akun-akun misterius itu meminta proposal untuk memonitor obrolan media sosial lewat ChatGPT.


Dalam laporan ancaman publik terbarunya, OpenAI mengatakan beberapa pengguna meminta tool untuk melacak media sosial ke ChatGPT. Hal ini dinilai melanggar kebijakan terkait keamanan nasional.

Laporan tersebut meningkatkan kekhawatiran terkait penyalahgunaan AI-generatif, di tengah kompetisi yang makin sengit antara AS dan China.

OpenAI mengatakan pihaknya juga melarang beberapa akun berbahasa Mandarin yang menggunakan ChatGPT untuk membantu kampanye phishing dan malware. Akun-akun itu meminta ChatGPT untuk meneliti otomatisasi tambahan yang dapat dicapai melalui DeepSeek buatan China.

Kedutaan besar China di AS tak segera merespons permintaan komentar terkait laporan tersebut.

Selain akun-akun terkait China, OpenAI juga memblokir akun-akun yang dicurigai berhubungan dengan kelompok kriminal berbahasa Rusia yang menggunakan chatbot untuk mengembangkan malware.

Startup yang dibekingi Microsoft tersebut telah melaporkan lebih dari 40 jaringan yang diduga 'berbahaya' sejak memulai pelaporan ancaman publik pada Februari 2024. Modelnya juga sudah menolak perintah yang secara terang-terangan berbahaya, kata OpenAI.

"Kami tidak menemukan bukti adanya taktik baru atau bahwa model kami memberi pelaku ancaman kemampuan ofensif baru," kata perusahaan itu dalam laporannya.

Baru-baru ini, OpenAI melaporkan pengguna aktif mingguan ChatGPT sudah menembus 800 juta. OpenAI tercatat sebagai perusahaan swasta paling bernilai di dunia dengan valuasi US$500 miliar.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Intip Kekuatan Keamanan Siber Bantu Bisnis Lawan Hacker Era AI