Alasan Ilmiah Daging Hiu Tak Boleh Dimakan, Bukan Cuma Tinggi Merkuri

Redaksi, CNBC Indonesia
29 September 2025 10:15
Seorang petugas menggendong Muhammad Nizam, 13 tahun, seorang siswa yang menderita keracunan makanan setelah mengonsumsi makanan sekolah gratis yang disponsori pemerintah, di sebuah klinik darurat di dalam aula sebuah distrik di Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia, 25 September 2025. (REUTERS/Willy Kurniawan)
Foto: Seorang petugas menggendong Muhammad Nizam, 13 tahun, seorang siswa yang menderita keracunan makanan setelah mengonsumsi makanan sekolah gratis yang disponsori pemerintah, di sebuah klinik darurat di dalam aula sebuah distrik di Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia, 25 September 2025. (REUTERS/Willy Kurniawan)
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Mengonsumsi daging ikan hiu ternyata berbahaya bagi tubuh. Beberapa saat lalu, kasus keracunan massal yang menimpa ratusan siswa SD di Ketapang, Kalimantan Barat, diduga karena menu daging ikan hiu yang dihidangkan pada program Makan Bergizi Gratis (MBG).


Kepala Regional MBG Kalbar, Agus Kurniawi, mengatakan pemilihan menu daging ikan hiu tersebut merupakan kelalaian dari pihak Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Ia mengatakan ikan hiu bukan menu ramah anak, salah satunya karena berisiko mengandung merkuri.

Lantas, bagaimana fakta ilmiah dari kandungan daging ikan hiu? Berikut penjelasannya:

Kadar Merkuri Tinggi

Dikutip dari Keiko Conservation, ikan dan makhluk laut lainnya memang menyerap biotoksin dan logam berat.

Racun-racun ini berkembang biak setiap kali naik ke tingkat yang lebih tinggi dalam rantai makanan, sebuah proses yang dikenal sebagai biomagnifikasi.

Hiu sendiri berada di puncak rantai makanan, sehingga mudah mengakumulasi merkuri dan racun lainnya dalam kadar tinggi. Hal ini menyebabkan daging ikan hiu tidak aman untuk dikonsumsi.

Kandungan Metilmerkuri

Meskipun merkuri dapat ditemukan secara alami di lautan, merkuri dilepaskan dalam jumlah besar dari polutan industri. Saat terakumulasi, merkuri menjadi metilmerkuri dan diserap oleh kehidupan laut.

Metilmerkuri berakumulasi secara biologis, tetap berada dalam sistem pencernaan konsumen, baik daging segar maupun beku.

Ahli toksikologi Dr. Hermann Fruse dari Universitas Kiel di Jerman menyatakan bahwa merkuri adalah salah satu racun yang paling aktif secara biologis dan paling berbahaya bagi manusia.

Berikut dampak mengonsumi metilmerkuri bagi manusia rata-rata:

  • Sakit kepala
  • Tremor
  • Disfungsi kognitif
  • Cacat lahir serius
  • Kerusakan sistem saraf pusat
  • Masalah memori
  • Depresi
  • Kerusakan ginjal
  • Kanker
  • Kerusakan otak

Keracunan Timbal

Para peneliti juga menemukan kandungan racun timbal dalam dosis tinggi pada daging ikan hiu. Berikut dampak mengonsumsinya:

  • Sakit kepala
  • Kesakitan
  • Kejang
  • Koma

Arsenik

Jann Gilbert dari Southern Cross University di Australia juga mempresentasikan temuan kadar arsenik berbahaya yang ditemukan dalam daging ikan hiu.

Gilbert mempelajari hiu Sandbar, Dusky, Great White, Whale, Dwarf Pygmy, dan Hammerhead. Semua hiu tersebut ditemukan memiliki kadar arsenik yang jauh melampaui standar konsumsi yang direkomendasikan.

Gilbert menyatakan bahwa konsumsi spesies ini bisa sangat berbahaya dan harus dihindari sebisa mungkin. Berikut dampak mengonsumsi arsenik:

  • Kerusakan paru-paru
  • Kerusakan kulit
  • Kerusakan ginjal
  • Kerusakan hati
  • Serangan jantung
  • Stroke
  • Kanker
  • Kematian

Urea

Alasan lain untuk tidak mengonsumsi daging ikan hiu adalah tingginya kadar urea yang dikeluarkan dari kulit hiu. Urea merupakan limbah nitrogen utama dari mamalia laut.

Urea adalah zat tidak beracun yang mengandung nitrogen dan dikeluarkan manusia melalui urin mereka, yang mencegah ikan mengering di air asin.

Setelah hiu dibunuh dan ditinggalkan di air, terjadi pembusukan yang berarti menghasilkan amonia dalam jumlah besar.

Ketika hiu mati, urea akan terurai kembali menjadi amonia, sehingga daging akan terasa dan berbau seperti amonia.

Kesimpulannya, daging ikan hiu memiliki kandungan-kandungan yang sebaiknya tidak dikonsumsi oleh manusia, apalagi anak kecil. Semoga informasi ini membantu!


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ilmuwan Temukan Golongan Darah Baru, Cuma Ada 1 Orang di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular