Dulu Jadi Rebutan, Profesi Bergaji Tinggi Ini Sudah Nyaris Punah
Jakarta, CNBC Indonesia - Ada profesi bergaji tinggi yang muncul saat teknologi kecerdasan buatan (AI) mendulang popularitas pada 2023 lalu. Namun, profesi ini tak bertahan lama dan sekarang dilaporkan nyaris punah.
Dua tahun lalu, prompt engineering digadang-gadang sebagai profesi masa depan di dunia teknologi, dengan gaji fantastis mencapai US$200.000 (Rp3,2 miliar) per tahun. Tugasnya adalah merancang kalimat perintah terbaik untuk menghasilkan respons optimal dari model AI seperti ChatGPT.
Namun, seiring evolusi AI yang kini makin pintar membaca maksud dan mampu mengajukan pertanyaan klarifikasi, kebutuhan akan spesialis prompt engineer menurun drastis.
Banyak perusahaan juga memilih untuk melatih karyawan di berbagai divisi agar memahami cara efektif berinteraksi dengan AI, alih-alih mengandalkan satu orang ahli.
"Semua orang dulu bilang prompt engineer akan jadi pekerjaan terpanas Tapi kenyataannya sekarang tidak seperti itu," ujar Jared Spataro Chief Marketing Officer untuk AI di Microsoft, kepada Wall Street Journal, dikutip Selasa (26/8/2025).
Dalam survei Microsoft terbaru terhadap 31.000 pekerja di 31 negara, prompt engineering bahkan hampir berada di posisi terbawah dalam daftar lowongan baru yang akan ditambahkan perusahaan dalam setahun ke depan.
Sebaliknya, posisi seperti pelatih AI (AI trainer), spesialis data AI (AI data specialist), dan spesialis keamanan AI (AI security specialist) lebih dibutuhkan.
Spataro menjelaskan, model bahasa besar seperti yang digunakan Microsoft kini lebih iteratif, bersifat percakapan, dan sadar konteks. Produk AI mereka bisa mengajukan pertanyaan lanjutan jika tidak memahami maksud pengguna, sehingga pengguna tidak perlu lagi menyusun perintah secara sempurna.
Di platform lowongan kerja Indeed misalnya, pencarian untuk posisi prompt engineer sempat melonjak dari dua pencarian per sejuta pada Januari 2023 menjadi 144 pencarian per sejuta pada April 2023, mengikuti popularitas ChatGPT.
Namun kini, pencarian itu stagnan di angka 20 hingga 30 pencarian per sejuta, menurut Hannah Calhoon, VP AI di Indeed.
"Banyak yang tertarik dengan konsep prompt engineering, tapi antusiasme itu tidak berbanding lurus dengan kebutuhan," kata Calhoon.
(fab/fab)