
Ancaman PHK Massal Menggila, Warga Terguncang

Jakarta, CNBC Indonesia - Masyarakat Amerika Serikat (AS) khawatir ancaman PHK massal pada pekerjaan mereka. Kekhawatiran ini berasal dari teknologi AI yang terus mengalami perkembangan pesat.
Ketakutan tersebut tergambar jelas dalam jejak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos. Survei 6 hari itu dilakukan berasal dari 4.446 orang dewasa berada di seluruh AS.
Hasil survei menyebutkan 71% responden khawatir AI akan membuat banyak orang kehilangan pekerjaan secara permanen, dikutip dari Reuters, Rabu (20/8/2025).
Teknologi ini memang berkembang cukup masif dalam tiga tahun terakhir. Kemunculannya ditandai dengan peluncuran ChatGPT, chatbot milik OpenAI yang langsung digunakan oleh banyak orang saat itu, menjadi pertumbuhan tercepat sepanjang masa mengalahkan raksasa teknologi lain.
ChatGPT juga membangkitkan banyak perusahaan untuk menggunakan AI dalam produk-produknya. Begitu juga investasi besar-besaran yang membuka gerbang perang AI dalam beberapa tahun terakhir.
Perkembangan AI juga menandai banyaknya PHK hampir di banyak industri. Hal ini juga menimbulkan kekhawatiran, meski tingkat pengangguran AS masih terbilang rendah hanya 4,2% per bulan Juli lalu.
Survei yang sama juga mengungkapkan kekhawatiran masyarakat AS pada AI untuk penggunaannya di bidang lain. Misalnya 77% responden menjawab khawatir AI bisa membuat kekacauan politik.
Jawaban tersebut terungkap saat saat maraknya penggunaan teknologi tersebut membuat video yang seakan realistis dari peristiwa imajiner, yang kemudian menyebar masif di internet.
Mereka juga disebut khawatir penggunaan AI di bidang militer. Ada 48% responden yang melarang pemerintah menggunakannya, lebih banyak dari 24% yang mengizinkan penggunaan teknologi untuk militer.
Sementara itu, 61% masyarakat AS mengatakan khawatir pada kebutuhan listrik untuk AI saat ini. Teknologi itu memang mengonsumsi banyak pasokan listrik saat digunakan.
Untuk sisi personal, dua pertiga responden mengatakan kekhawatiran hubungan antar manusia tergantikan dengan AI.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Peneliti Buat 'Google Translate' Bahasa Lumba-Lumba
