
Startup Tak Terkenal Bernilai Rp 6.000 Triliun Mendadak Jadi Sorotan

Jakarta, CNBC Indonesia - Palantir Technologies memang belum dikenal secara umum, seperti halnya OpenAI, atau raksasa yang lebih populer semacam Google dan Meta. Namun, startup yang bergerak di sektor software dan analisis big data tersebut kini menyorot perhatian industri teknologi.
Palantir sebenarnya bukan pemain baru. Startup berbasis Palo Alto ini didirikan sejak 2003 oleh nama-nama kawakan seperti Peter Thiel dan Stephen Cohen.
Di era teknologi berbasis data, Palantir kian meroket. Saat ini, Palantir sudah masuk di daftar 20 perusahaan paling bernilai di Amerika Serikat (AS).
Pada Jumat (25/7) waktu setempat, saham Palantir naik lebih dari 2% dan berhasil mencetak rekor baru. Kenaikan saham itu membuat kapitalisasi pasar Palantir mencapai US$375 miliar atau setara Rp 6.133 triliun.
Kapitalisasi pasar itu sudah mengalahkan perusahaan-perusahaan legendaris lainnya di AS seperti Bank of America dan Coca-Cola.
Sepanjang 2025, Palantir telah menaikkan valuasinya sebesar 2 kali lipat. Para investor meningkatkan taruhan mereka pada bisnis AI perusahaan dan hubungan yang lebih erat dengan pemerintah AS.
Pendapatan Palantir di bisnis pemerintahan AS meningkat 45% menjadi US$373 juta pada kuartal terakhirnya, sementara total penjualan naik 39% menjadi US$884 juta. Perusahaan akan melaporkan hasil kinerjanya pada 4 Agustus 2025 mendatang.
Awal tahun ini, Palantir melejit melampaui Salesforce, IBM, dan Cisco dan masuk ke dalam 10 perusahaan teknologi AS teratas berdasarkan kapitalisasi pasar.
Membeli saham pada level ini mengharuskan investor membayar kelipatan yang tinggi. Palantir saat ini diperdagangkan dengan rasio forward earnings 273 kali lipat, menurut FactSet. Satu-satunya perusahaan lain di 20 teratas dengan rasio tiga digit adalah Tesla.
Dengan total pendapatan US$3,1 miliar selama setahun terakhir, Palantir hanya sepersekian dari perusahaan terkecil berdasarkan penjualan di antara 20 perusahaan teratas berdasarkan kapitalisasi pasar.
Mastercard, yang bernilai US$518 miliar, berada di posisi terdekat dengan penjualan selama empat kuartal terakhir sekitar US$29 miliar.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Startup Ini Awetkan Sel Telur Anda Untuk Dipakai Kemudian Hari, Gratis
