Maling Rekening Rp 6,5 Triliun Ditangkap, Ternyata Bocah 17 Tahun
Jakarta, CNBC Indonesia - Empat orang dilaporkan ditangkap terkait serangan siber kepada peritel Marks & Spencer dan Harrods. Semua pelaku masih berusia muda di bawah 21 tahun.
Salah seorang tersangka adalah perempuan berusia 20 tahun. Sementara dua laki-laki 19 tahun dan seorang laki-laki lainnya 17 tahun, dikutip dari Reuters, Jumat (11/7/2025).
Mereka semua ditangkap di rumah masing-masing. Semua perangkat elektronik disita dan para tersangka langsung ditahan di West Midland Inggris.
Semua tersangka dicurigai melanggar UU Penyalahgunaan Komputerm Pemerasan, Pencucian Uang dan Berpartisipasi dalam Kejahatan Terorganisir.
Serangan ransomware kepada Marks & Spencers terjadi pada April lalu. Saat itu layanan belanja online harus ditangguhkan selama tujuh minggu.
Merek populer asal Inggris itu harus mengalami kerugian US$300 juta poundsterling atau Rp 6,5 triliun karena serangan tersebut.
M&S baru mengambil pesanan secara online setelah 46 hari pada 10 Juni lalu. Namun layanan click and collect belum pulih.
Terkait hal tersebut, CEO Stuart Machin memastikan dampak buruk serangan akan dilewati bulan Agustus mendatang.
Belum lama ini, Chairman M&S Archie Norman mengatakan pihaknya telah menghubungi FBI dari Amerika Serikat (AS) soal serangan siber yang dialaminya.
Dia juga mendorong seharusnya semua bisnis asal Inggris melaporkan jika terjadi serangan siber yang material. Pelaporan harusnya diwajibkan secara hukum bagi mereka.
Sayangnya masih ada yang belum melaporkan. Norman menuding dua serangan siber terbesar tidak dilaporkan oleh perusahaannya.
(fab/fab)