Senjata Pembunuh China Terungkap, Amerika Bisa Tamat Seketika

Intan Rakhmayanti, CNBC Indonesia
03 July 2025 21:10
Bendera AS dan China. (AP Photo)
Foto: Bendera AS dan China. (AP Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) menghadapi ancaman serius dari sistem senjata canggih milik China yang kini berkembang menjadi jaringan pembunuh mematikan.

Hal ini diungkapkan oleh Jenderal B. Chance Saltzman, Kepala Operasi Antariksa AS, dalam sidang Komite Anggaran Senat pekan lalu.

Menurutnya, kombinasi rudal jarak jauh, satelit pengintai, dan kecerdasan buatan (AI) yang dimiliki militer China berpotensi melumpuhkan kekuatan AS seketika jika pecah perang.

Ia mengatakan, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) yakni militer China telah mengerahkan sistem penargetan berbasis ruang angkasa yang memungkinkan mereka menyerang target darat secara presisi. Jaringan pembunuh (kill web) ini membuat senjata mereka mampu menjangkau dan mengancam pasukan AS di mana pun berada.

Konsep "kill chain" secara militer merujuk pada tahapan serangan, mulai dari pendeteksian hingga penghancuran target. Namun China melangkah lebih jauh dengan membangun "kill web", jaringan sistem senjata, satelit, drone, dan pusat komando yang terhubung secara real-time.

"Pada dasarnya ini adalah jaringan ratusan satelit pengintai yang membentuk sistem sensor real-time dan memberikan informasi penargetan yang sangat akurat terhadap kekuatan militer kami," ujar Saltzman, dikutip dari Business Insider, Kamis (3/7/2025).

Laporan tahunan Departemen Pertahanan AS mengenai militer China mencatat peningkatan signifikan dalam jumlah rudal dan peluncur yang dimiliki.

Salah satu senjata China adalah rudal balistik DF-26, yang dijuluki "Guam Express" atau "Guam Killer" karena mampu menjangkau pangkalan militer AS di Pulau Guam, sekitar 3.000 mil dari Beijing.

Tak hanya itu, China juga memiliki rudal hipersonik DF-17 dan DF-27 yang sulit dideteksi dan dicegat oleh sistem pertahanan konvensional, serta rudal jarak pendek seperti DF-15 yang ditujukan untuk menyerang Taiwan dengan cepat dan efisien.

Rudal balistik antarbenua seperti DF-31 dan DF-41 juga terus dikembangkan. Selain itu,

Dalam laporan tahunannya tahun lalu, Pentagon menyebut bahwa PLA berencana menggunakan kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin untuk meningkatkan sensor rudalnya, yang akan membuat sistem senjata tersebut menjadi lebih akurat.

Kemampuan lainnya dalam hal pengumpulan informasi dan sistem penargetan juga dapat meningkatkan akurasi serangan rudal.

Drone pengintai dan satelit kemungkinan menjadi bagian penting dalam "kill web" yang terus berkembang, dengan fungsi utama mengirimkan informasi penting ke pusat komando dan kontrol untuk menentukan target dan strategi serangan.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ulah China, Satu Dunia Terancam Lumpuh Seketika

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular