Ulah China Bikin Geger, Amerika Bisa Tumbang Seketika

Redaksi, CNBC Indonesia
07 July 2025 12:45
Bendera Amerikas Serikat (AS) dan China. (REUTERS/Florence Lo/Illustration/File)
Foto: Bendera Amerikas Serikat (AS) dan China. (REUTERS/Florence Lo/Illustration/File)

Jakarta, CNBC Indonesia - China memiliki senjata super canggih yang membuat Amerika Serikat (AS) ketar-ketir. Kepala Operasi Antariksa AS, Jenderal B. Chance Saltzman, memberikan peringatan terkait senjata dengan jaringan pembunuh mematikan dari China.

Saltzman mengungkap kekhawatirannya terkait senjata China dalam sidang Komite Anggaran Senat beberapa saat lalu.

Menurutnya, kombinasi rudal jarak jauh, satelit pengintai, dan kecerdasan buatan (AI) yang dimiliki militer China berpotensi melumpuhkan kekuatan AS seketika jika perang meletus.

Ia mengatakan, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), yakni militer China telah mengerahkan sistem penargetan berbasis ruang angkasa. memungkinkan mereka menyerang target darat secara presisi.

Jaringan pembunuh (kill web) ini membuat senjata mereka mampu menjangkau dan mengancam pasukan AS di mana pun berada.

Konsep "kill chain" secara militer merujuk pada tahapan serangan, mulai dari pendeteksian hingga penghancuran target. Namun China melangkah lebih jauh dengan membangun "kill web", jaringan sistem senjata, satelit, drone, dan pusat komando yang terhubung secara real-time.

"Pada dasarnya ini adalah jaringan ratusan satelit pengintai yang membentuk sistem sensor real-time dan memberikan informasi penargetan yang sangat akurat terhadap kekuatan militer kami," ujar Saltzman, dikutip dari Business Insider, Senin (7/7/2025).

Laporan tahunan Departemen Pertahanan AS mengenai militer China mencatat peningkatan signifikan dalam jumlah rudal dan peluncur yang dimiliki.

Salah satu senjata China adalah rudal balistik DF-26, yang dijuluki "Guam Express" atau "Guam Killer" karena mampu menjangkau pangkalan militer AS di Pulau Guam, sekitar 3.000 mil dari Beijing.

Tak hanya itu, China juga memiliki rudal hipersonik DF-17 dan DF-27 yang sulit dideteksi dan dicegat oleh sistem pertahanan konvensional, serta rudal jarak pendek seperti DF-15 yang ditujukan untuk menyerang Taiwan dengan cepat dan efisien. Rudal balistik antarbenua seperti DF-31 dan DF-41 juga terus dikembangkan. 

Dalam laporan tahun lalu, Pentagon menyebut bahwa PLA berencana menggunakan AI dan pembelajaran mesin (machine learning) untuk meningkatkan sensor rudalnya, yang akan membuat sistem senjata tersebut menjadi lebih akurat.

Kemampuan lainnya dalam hal pengumpulan informasi dan sistem penargetan juga dapat meningkatkan akurasi serangan rudal.

Drone pengintai dan satelit kemungkinan menjadi bagian penting dalam "kill web" yang terus berkembang, dengan fungsi utama mengirimkan informasi penting ke pusat komando dan kontrol untuk menentukan target dan strategi serangan.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Bos Teknologi Tegaskan AI Bukan Ancaman Untuk Pekerja

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular