Pekerja RI Bisa Pulang 30 Menit Lebih Cepat, Ternyata Begini Caranya

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Rabu, 12/06/2024 13:00 WIB
Foto: Sejumlah penumpang Kereta Api menunggu keberangkatan di Stasiun Manggarai, Jakarta, Kamis, (11/1/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)mad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengalaman kerja bejibun ternyata tak cukup untuk membuat CV Anda menarik di mata perusahaan. Temuan Microsoft mengungkap banyak perusahaan di Indonesia yang memilih merekrut karyawan dengan pengalaman sedikit, asalkan memiliki keterampilan kecerdasan buatan (AI). 

Sebanyak 69% bos-bos perusahaan di Indonesia mengaku tidak akan merekrut seseorang tanpa keterampilan AI, menurut laporan Microsoft.

Fenomena ini membuat pencari kerja berinisiatif meningkatkan keterampilan AI. Terbukti, ada peningkatan 160% dalam tenaga profesional non-teknik yang melakukan kursus LinkedIn Learning untuk meningkatkan kemampuan AI.


Pekerjaan Bisa Kelar 30 Menit Lebih Awal

Microsoft juga mengungkap istilah 'power user', yakni pengguna AI yang secara intens menggunakan tool AI. Mereka menggunakan AI beberapa kali dalam satu minggu.

Dalam segi penggunaan, AI bisa menghemat 30 menit waktu saat bekerja setiap harinya. Dalam laporan global, 92% menyatakan AI meringankan pekerjaan, 92% orang mengatakan AI meningkatkan kreativitas, 93% menyebutkan AI membantu meningkatkan fokus pada pekerjaan, dan 91% adanya peningkatan motivasi.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan perusahaan untuk mendukung karyawan yang menjadi power user AI. Mulai dari memberi dukungan, hingga memberikan pelatihan lebih lanjut.

"Bagaimana mendapat pelatihan lebih lanjut, tidak dibiarkan berkembang sendiri. Kemampuan problem solving didapatkan AI bisa lebih besar lagi, berdampak ke keseluruhan perusahaan," kata Presiden Direktur Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir dalam acara peluncuran Hasil Work Trend Index, Selasa (11/6).

Karyawan Tak Berharap Banyak pada Perusahaan

Kendati keterampilan AI sangat penting untuk menghadapi era teknologi canggih, tetapi masih banyak perusahaan yang belum menyediakan fasilitas pelatihan AI bagi karyawan.

Laporan Microsoft mengungkap banyak karyawan memilih bayar tools AI sendiri dalam menyelesaikan pekerjaannya. Mereka tak berharap inisiatif dari perusahaan.

"Para karyawan tertarik mengadopsi AI di tempat kerja dan tidak akan menunggu perusahaan menyediakan," ujar Dharma.

Tren ini disebut Bring Your Own AI (BYOAI). Sebanyak 76% karyawan Indonesia disebut membawa tools AI sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan mereka.

Banyaknya adopsi AI di dunia kerja tak hanya dilakukan oleh karyawan berusia muda. Secara global, penggunaan AI dengan sebaran usia cukup berimbang yakni Gen Z 85%, Milenial 78%, Gen X 76%, dan Boomer 73%.

Namun, fenomena ini juga perlu menjadi perhatian, sebab ada data dan informasi rahasia milik perusahaan. Menurutnya, perlu ada assessment pada aplikasi yang dibawa pegawai untuk mengurangi risiko yang dihadapi nantinya.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ancaman Siber Jadi Bom Waktu Transformasi Teknologi, Solusinya?