
Sumber Dolar Baru RI Tergoncang Singapura, Mau Direbut Malaysia

Jakarta, CNBC Indonesia - Singapura akan menambah kapasitas data center baru sebesar 300 MW. Pemerintah Negeri Singa itu memperbolehkan penambahan selama menggunakan sumber energi hijau.
Rencana tersebut tertuang dalam "Peta Jalan Pusat Data Ramah Lingkungan" yang dirancang membantu mendukung pusat data di negara kota tersebut.
Peta jalan yang diluncurkan oleh Infocomm Media Development Authority (IMDA) Singapura itu bertujuan untuk menyediakan setidaknya 300 MW kapasitas tambahan dalam waktu dekat dan lebih banyak lagi di masa depan melalui penerapan energi ramah lingkungan.
Demi mencapai rencana tersebut, IMDA akan bermitra dengan pemain lokal untuk mengurangi penggunaan energi peralatan dan perangkat keras pusat data saat ini di fasilitas yang ada, guna membuka lebih banyak lagi kapasitas.
"Tujuan kami adalah memenuhi komitmen iklim dan menyediakan setidaknya 300 MW kapasitas tambahan dalam waktu dekat, atau lebih banyak lagi melalui penerapan energi ramah lingkungan," kata Wakil Perdana Menteri Heng Swee Keat, dikutip dari DataCenterDynamics, Selasa (11/6/2024).
"Hal ini mengharuskan operator pusat data untuk bekerja sama dengan pengguna perusahaan demi meningkatkan efisiensi energi perangkat keras dan perangkat lunak yang diterapkan, dan dengan pemasok energi untuk meningkatkan penggunaan energi ramah lingkungan," imbuhnya.
Untuk mendorong penerapan peta jalan, IMDA akan mengalokasikan kapasitas pusat data baru kepada operator yang memprioritaskan keberlanjutan dan nilai ekonomi.
Rencana ini akan berupaya meningkatkan efisiensi energi pusat data dengan mendorong penggunaan pendingin cair yang lebih besar dan mengurangi ketergantungan pada pendingin udara, serta meningkatkan suhu ruang data.
Mereka juga akan berupaya untuk mendorong penggunaan alat berbasis software seperti virtualisasi server, penerapan teknik software ramah lingkungan, dan mengidentifikasi serta mengatasi titik panas karbon pada software.
Sumber dolar baru RI
Perusahaan raksasa teknologi seperti Google, belakangan mengucurkan investasi triliunan rupiah ke negara tetangga RI, Singapura dan Malaysia
Google baru-baru ini mengumumkan penyelesaian perluasan pusat data dan fasilitas cloud mereka di negara tersebut.
Dengan selesainya proyek pusat data, berarti mereka telah menginvestasikan sebesar US$5 miliar (Rp 81 triliun) dalam infrastruktur teknis di negara Asia Tenggara.
Sementara di Malaysia, Google menyatakan komitmen investasi sebesar US$2 miliar (Rp 32,5 triliun).
Investasi tersebut akan digunakan untuk membangun pusat data dan wilayah cloud pertama di negara tersebut, seiring dengan meningkatnya permintaan kecerdasan buatan (AI) dan layanan cloud regional.
Cloud regional Malaysia adalah tambahan dalam jaringan Google yang mencakup 40 wilayah dan 121 zona di dunia.
Mudahnya investasi masuk ke Singapura dan Malaysia karena negara tersebut memiliki kebijakan yang mampu mendorong pertumbuhan data center.
Ketua Asosiasi Data Center Indonesia (IDPRO) Hendra Suryakusuma mengatakan, menilai pemerintahan negara tetangga RI itu melakukan pemangkasan birokrasi yang memudahkan investasi bisnis untuk masuk ke negaranya.
Indonesia padahal memiliki 3 pendorong industri data center fundamental ekonomi, transformasi digital dan regulasi yang mampu menjadi daya tarik investasi data center. Industri data center di RI juga tumbuh pesat selama penerapan moratorium penambahan data center di Singapura.
"Hanya saja potensi ini harus menghadapi persaingan dengan Malaysia dan Singapura yang terus memberikan kemudahan aturan," kata dia dalam segmen Profit CNBC Indonesia.
Indonesia sendiri memiliki 200 MW power capacity data center di 2024, sedangkan Singapura memiliki 1,4 GW sedangkan Malaysia memiliki 1,3 GW power capacity data center dari sebelumnya hanya 10 MW di tahun 2019.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Punya Sumber Dolar Baru, Awas Direbut Malaysia
