
RI Punya Sumber Dolar Baru, Awas Direbut Malaysia

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada 3 dampak yang bisa dirasakan langsung bagi Indonesia jika menerapkan regulasi yang mampu mendorong investasi di industri data center. Salah satunya dari aspek ekonomi.
Ketua Asosiasi Data Center Indonesia (IDPRO) Hendra Suryakusuma menjelaskan, dampak pertama adalah aspek latensi issue. Ketika data center berada di Indonesia, lokasinya akan lebih dekat dengan pengguna dan membuat pertukaran data lebih cepat terjadi.
Lalu, juga ada aspek yang berkaitan dengan penegakan hukum.
"Jadi ketika terjadi 1 insiden hukum, maka proses investigasi hukum dari aparat penegak hukum kita bisa berjalan dengan lebih cepat. Karena data centernya di host di Indonesia," ujar Hendra dalam segmen Profit di CNBC Indonesia, Rabu (5/6/2024).
Selanjutnya, faktor ketiga yang akan ada dampak ekonomi dari sebuah data center jika dibangun di Indonesia.
Karena sebenarnya data center adalah tulang punggung dari digital ekonomi atau digital platform pada umumnya.
Jadi, kata dia, ketika sebuah data center dibangun dengan investasi yang luar biasa, akan ada proses perekrutan data center infrastructure engineer, IT infrastructure engineer, cloud engineer, hingga application developer. Selain itu, data center memindahkan aktivitas ekonomi ke dalam negeri dan bisa menarik dolar ke perekonomian Indonesia.
Soal data center, Singapura dan Malaysia baru-baru ini menerima investasi dari Google untuk pembangunan data center.
Menurut Hendra, kedua negara tersebut banyak mengeluarkan kebijakan yang mendorong tumbuh kembang data center.
Di Malaysia misalnya, mereka memberikan banyak insentif untuk para pelaku data center, dan fokus ke area yang dirancang sebagai special economics zone di aspek digital dengan diberikan insentif pajak. Bahkan untuk perusahaan yang menggunakan teknologi green insentifnya ditambah lagi.
Kemudian dari sisi birokrasi, kedua pemerintahan negara tetangga RI itu, melakukan pemangkasan birokrasi yang memudahkan investasi bisnis untuk masuk ke negaranya.
Di Malaysia, mereka hanya menggunakan high level design untuk mendapatkan izin membangun. Sementara di Indonesia harus sampe ke detail engineering design, yang artinya memakan waktu dan biaya yang tidak murah.
Investasi Google di Singapura dan Malaysia
Google mengumumkan penyelesaian perluasan pusat data dan fasilitas cloud mereka di Singapura pada Selasa (4/6). Dengan selesainya proyek ini, berarti mereka telah menginvestasikan sebesar US$5 miliar (Rp 81 triliun) dalam infrastruktur teknis di negara Asia Tenggara.
Sementara pada pekan lalu, perusahaan menyatakan komitmen investasi sebesar US$2 miliar (Rp 32,5 triliun) di Malaysia.
Investasi tersebut akan digunakan untuk membangun pusat data dan wilayah cloud pertama di negara tersebut, seiring dengan meningkatnya permintaan kecerdasan buatan (AI) dan layanan cloud regional.
Cloud regional Malaysia adalah tambahan dalam jaringan Google yang mencakup 40 wilayah dan 121 zona di dunia
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tantangan RI Tarik Investasi Data Center Jadi Fondasi Ekonomi Digital
