Manusia Cuma Bisa Pasrah Digantikan Robot 10 Tahun Lagi

Redaksi, CNBC Indonesia
Senin, 27/05/2024 12:45 WIB
Foto: Roboit Ameca. (AP Photo/Pau Venteo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) bakal terus berkembang. Evolusi berikutnya adalah Artificial General Intelligence (AGI).

AGI merupakan teknologi lanjutan yang bisa melakukan semua tugas intelektual yang saat ini hanya mampu dikerjakan manusia.

Elon Musk dan Sam Altman meramalkan AGI akan hadir dalam waktu dekat. Musk terang-terangan mematok jadwal 2026 atau dua tahun mendatang.


Namun, ramalan lebih realistis diungkap CEO Baidu, Robin Li. Bos raksasa teknologi China itu mengatakan AGI akan mulai beroperasi 10 tahun ke depan. 

"AGI masih beberapa tahun lagi. Sekarang banyak orang berbicara soal AGI dan berkata...mungkin dua tahun lagi, mungkin lima tahun lagi. Saya pikir lebih dari 10 tahun," kata Li dikutip dari CNBC Internasional, Senin (27/05/2024).

Li mengatakan model AGI yang tengah digodok sekarang belum pada level secerdas manusia. Ia sendiri tak tahu bagaimana cara agar AGI bisa setara bahkan melebihi kemampuan intelektual manusia.

"Kalau definisi AGI itu komputer atau AI bisa secerdas manusia kan? Atau terkadang lebih pintar. Tapi kami ingin AI secerdas manusia. Dan model paling canggih saat ini jauh dari itu. Dan bagaimana cara mencapai tingkat kecerdasan tersebut? Kami tidak tahu," sambungnya.

Selama dua tahun terakhir, perkembangan AI memang cukup pesat. Mulai dari kepopuleran ChatGPT, yang dibuat OpenAI, terus meningkat dan sejumlah perusahaan teknologi lain yang mulai mengembangkan AI.

Baidu juga ikut dalam arus perkembangan AI. Tahun lalu, perusahaan meluncurkan chatbot dengan model bahasa besar milik sendiri bernama Ernie.

Namun, Li mengakui perkembangan Ernie masih sangat lambat. Ketakutannya adalah AI tak berkembang dengan cepat.

"Semua orang terkejut pesatnya perkembangan teknologi dalam beberapa tahun terakhir. Namun untuk saya, masih belum cepat. Terlalu lambat," kata Li.

Li mengatakan saat ini aplikasi-aplikasi yang memiliki 100 juta pengguna tidak ada yang berbasis AI. Hal ini menjadi PR besar bagi raksasa teknologi yang berlomba-lomba mengembangkan sistem AI.

"Saat ini, di era seluler, Anda memiliki aplikasi seperti Instagram, YouTube, TikTok. Pengguna aktif hariannya berkisar antara 100 juta hingga satu miliar pengguna, bukan? Dan untuk aplikasi asli AI, kami belum melihatnya. Kami tidak melihatnya di AS. Kami tidak melihatnya di China. Kami tidak melihatnya di Eropa," kata dia.

"Bentuk apa yang tepat untuk aplikasi asli AI? Aplikasi AI seperti apa yang mampu mencapai angka juta pengguna?" ia mempertanyakan.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kecanggihan AI Bantu Bisnis Kursus "Ngobrol" Bahasa Inggris