Taktik AS Hancurkan Xi Jinping Terungkap Lewat Media Sosial

Intan Rakhmayanti, CNBC Indonesia
15 March 2024 21:00
US President Joe Biden (R) and China's President Xi Jinping (L) meet on the sidelines of the G20 Summit in Nusa Dua on the Indonesian resort island of Bali on November 14, 2022. (Photo by SAUL LOEB / AFP)
Foto: AFP/SAUL LOEB

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Amerika Serikat (AS) punya taktik untuk menghancurkan kepemimpinan Xi Jinping lewat internet. Kejadian ini berlangsung di era masa jabatan Donald Trump.

Dua tahun setelah menjabat, Trump disebut pernah memberi wewenang kepada Badan Intelijen Pusat untuk meluncurkan kampanye rahasia di media sosial China. Tujuannya untuk mengubah opini publik di China terhadap pemerintahnya. Hal ini diungkap oleh mantan pejabat AS yang mengetahui langsung operasi rahasia tersebut.

Mengutip Reuters, tiga mantan pejabat mengatakan, bahwa CIA membentuk tim kecil yang menggunakan identitas palsu di internet untuk menyebarkan narasi negatif tentang pemerintahan Xi Jinping sambil membocorkan informasi intelijen ke outlet berita luar negeri.

Upaya yang dimulai pada tahun 2019 ini belum pernah dilaporkan sebelumnya. Selama satu dekade terakhir, China dengan cepat memperluas relasi globalnya, menjalin pakta militer, kesepakatan perdagangan, dan kemitraan bisnis dengan negara-negara berkembang.

Tim CIA mempromosikan tuduhan bahwa anggota Partai Komunis yang berkuasa menyembunyikan uang haram di luar negeri dan mengecam proyek pembangunan yang sarat korupsi.

Meskipun para pejabat AS menolak memberikan rincian spesifik mengenai operasi ini, mereka mengatakan bahwa narasi itu didasarkan pada fakta, meskipun secara diam-diam dirilis oleh agen intelijen dengan kedok palsu.

Upaya-upaya di China dimaksudkan untuk menimbulkan paranoia di antara para petinggi di sana.

Chelsea Robinson, juru bicara CIA, menolak berkomentar mengenai keberadaan program tersebut, termasuk soal pengaruh, tujuan dan dampaknya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan berita tentang inisiatif CIA menunjukkan pemerintah AS menggunakan ruang opini publik dan platform media sebagai senjata untuk menyebarkan informasi palsu dan memanipulasi opini publik internasional.

Operasi CIA ini dilakukan sebagai respons terhadap upaya China yang secara agresif selama bertahun-tahun meningkatkan pengaruh negaranya di kancah global.

Selama masa kepresidenannya, Trump memberikan tanggapan yang lebih keras terhadap China dibandingkan pendahulunya. Kampanye CIA mengisyaratkan kembalinya metode yang menandai perjuangan Washington melawan bekas Uni Soviet.

"Perang Dingin telah kembali," kata Tim Weiner, penulis buku tentang sejarah perang politik.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Amerika Blokir, Joe Biden Bikin Geger Kampanye di TikTok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular