Google Merana di Awal 2024, Ini Penyebabnya
Jakarta, CNBC Indonesia - Google tak baik-baik saja pada awal 2024 ini. Raksasa teknologi itu juga harus menghadapi pengeluarannya yang besar dan pendapatan tak sesuai ekspektasi.
Pendapatan iklan pada kuartal empat sebenarnya mengalami peningkatan. Dari US$59 miliar (Rp 929,7 triliun) tahun sebelumnya menjadi US$65,5 miliar (Rp 1.032 triliun).
Namun, angka tersebut masih jauh dari ekspektasi rata-rata analisis. Data LSEG mencatat perkiraan awalnya mencapai US$66,1 miliar (Rp 1.041 triliun).
"Angka pendapatan Alphabet (induk perusahaan Google) mengecewakan. Ini menunjukkan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia masih tidak yakin soal laju penurunan suku bunga dari bank sentral global," kata analis dari Investing.com, Thomas Monteiro, dikutip dari Reuters, Rabu (31/1/2024).
Selain itu, fokus Google pada AI juga berdampak pada pendapatannya awal tahun ini. Perusahaan diketahui menghadirkan serangkaian produk dan layanan berbasis teknologi ini, seperti chatbot AI bernama Bard dan berinvestasi ke startup Anthropic sebesar US$2 miliar (Rp 31,5 triliun).
Di sisi lain, Google juga masih harus bersaing dengan banyak pemain di industri AI. Salah satunya dengan Microsoft Azure yang mengalami pertumbuhan lebih cepat dari periode yang sama mencapai 30%.
Pertumbuhan Google Cloud tercatat 25,7%, lebih lambat dari tahun lalu yang mencapai 32%. Pendapatan Google tercatat mencapai US$9,2 miliar (Rp 144,9 triliun) , bahkan lebih tinggi dari ekspektasi sebelumnya US$8,9 miliar (Rp 140,2 triliun).
Belanja modal Alphabet juga membengkak 45% menjadi US$11 miliar (Rp 173,4 triliun). Chief Financial Officer Ruth Porat menjelaskan belanja modal tahun ini bakal lebih besar dibandingkan tahun lalu.
Google berusaha menutupinya dengan menghentikan sejumlah proyek non-prioritas dan melakukan PHK. Namun dana untuk memenuhi pesangon karyawan juga tak sedikit, Porat memperkirakan mencapai US$700 juta atau Rp 11 triliun pada kuartal pertama.
(npb/npb)