Kim Jong Un Minta Bantuan China Garap AI, Joe Biden Waswas
Jakarta, CNBC Indonesia - Korea Utara mengikuti tren teknologi saat ini dengan mengembangkan kecerdasan buatan (AI) dan machine learning (ML). Dua teknologi canggih itu akan digunakan untuk merespons Covid-19, mengamankan reaktor nuklir, melakukan simulasi perang, hingga meningkatkan pengintaian pemerintah.
Hal tersebut diungkap studi terbaru dari James Martin Center for Nonproliferation Studies (CNS). Menurut laporan, sanksi internasional yang menekan program senjata nuklir Korea Utara membuat pemerintahan Kim Jong Un merasa perlu mengamankan hardware AI.
"Upaya terbaru Korea Utara dalam pengembangan AI dan ML menunjukkan strategi baru negara tersebut dalam menggenjot ekonomi digital," kata Hyuk Kim yang merupakan peneliti di CNS, dikutip dari Reuters, Rabu (24/1/2024).
Lebih lanjut, dilaporkan bahwa beberapa peneliti Korea Utara telah berkolaborasi dengan pihak asing untuk mengembangkan AI. Salah satunya adalah China.
Sebagai informasi, Korea Utara telah mendirikan Lembaga Riset AI pada 2013 lalu. Beberapa perusahaan Korea Utara juga telah mempromosikan produk komersil berbasis AI.
Diketahui, teknologi komunikasi sangat dibatasi dan dimonitor oleh pemerintahan Kim Jong Un. Namun, di balik itu Korea Utara tampaknya tak mau ketinggalan dengan tren global.
Selama pandemi Covid-19, Korea Utara menggunakan AI untuk menciptakan program yang mengevaluasi penggunaan masker. Selain itu, Korea Utara juga menggunakan AI untuk melacak beberapa gejala klinis yang mengindikasikan penularan Covid-19.
Ilmuwan Korea Utara juga telah mempublikasikan riset tentang penggunaan AI dalam menjaga keamanan reaktor nuklir, menurut laporan Kim.
(fab/fab)