
Konflik Hamas-Israel Panas, TikTok Sebut Teroris

Jakarta, CNBC Indonesia - Komisioner Eropa untuk pasar internal, Thierry Breton, memberikan peringatan keras kepada para bos raksasa teknologi soal perang Hamas dan Israel. Breton meminta semua media sosial bersih dari informasi sesat dan tak akurat terkait konflik di Timur Tengah.
Meta (Facebook, Instagram, WhatsApp), Twitter/X, dan TikTok diancam denda 6% dari total pendapatan tahunan di wilayah Eropa jika tak mematuhi aturan Digital Services Act (DSA) yang berlaku soal disinformasi.
Menanggapi hal ini, TikTok akhirnya buka suara. Perwakilan perusahaan mengklaim telah menyapu bersih berbagai disinformasi dan ujaran kebencian di platformnya, usai penyerangan kelompok Hamas Palestina ke Israel.
Dalam keterangan resminya, TikTok mengatakan sudah mengambil tindakan untuk memenuhi aturan DSA di Eropa. Namun, anak usaha ByteDance itu enggan merinci lebih lanjut berapa banyak konten yang sudah dihapus.
Perwakilan TikTok mengatakan pihaknya menolak keras aksi terorisme, dikutip dari Reuters, Senin (16/10/2023).
"TikTok berdiri melawan terorisme. Kami terkejut melihat aksi teror di Israel pekan lalu. Kami sangat sedih dengan konflik kemanusiaan yang makin intens di Gaza," kata perwakilan TikTok.
Lebih lanjut, TikTok mengatakan pihaknya telah meluncurkan command center yang mampu meningkatkan sistem pendeteksi otomatis pada platformnya.
Jika ada grafis dan konten kekerasan, sistem itu akan lebih cepat melakukan penghapusan. Selain itu, TikTok juga menambahkan moderator konten berbahsa Arab dan Ibrani.
Selain itu, TikTok juga memblokir konten-konten yang menyerang atau menghina para korban kekerasan. Raksasa China tersebut juga menambahkan pembatasan untuk fitur siaran langsung (live broadcast), serta bekerja sama dengan penegak hukum dan pakar.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perintah Israel, Google Matikan Fitur Maps di Gaza
