TikTok Bawa Bos China Pindah ke Amerika, Joe Biden Waswas
Jakarta, CNBC Indonesia - Tiktok dilaporkan merekrut sejumlah pejabat tinggi dari markas induk perusahaannya Bytedance di China. Langkah ini membuat Amerika Serikat (AS) menjadi waswas.
AS diketahui kerap menuding Tiktok dengan tuduhan tidak bisa menjaga keamanan negaranya. Termasuk tudingan campur tangan pemerintah China dalam aplikasi itu.
Dengan perekrutan itu akan membuat Tiktok dipertanyakan independensinya. Dua senator, Richard Blumenthal dari partai Demokrat dan Marsha Blackburn dari Partai Republik melakukan penyelidikan atas keputusan Tiktok itu. Mereka juga mengirimkan surat pada CEO Shou Zi Chew.
"Pergantian personel memberikan kesan Tiktok berupaya mempertahankan pengaruh Bytedance pada Tiktok sambil menghindari kecurigaan," ujar mereka, dikutip dari Reuters, Rabu (4/10/2023).
Sementara itu Tiktok menyebutkan menyambut baik kesempatan memberikan fakta soal praktik perekrutannya. Juru bicara perusahaan menyebutkan praktik karyawan yang bekerja pada wilayah atau produk berbeda merupakan hal biasa.
"Dalam organisasi global yang besar, hal biasa untuk pekerja bekerja pada produk atau wilayah yang berbeda selama karier," kata dia.
Sebelumnya, anggota parlemen telah menyerukan larangan untuk menggunakan Tiktok secara nasional. Namun upaya itu terhenti di Kongres.
Senator dari partai Republik Josh Hawley telah meminta persetujuan larangan itu pada bulan Mei. Dia akan kembali memintanya pada akhir tahun ini.
Menurutnya, larangan tersebut perlu dilakukan. Tiktok dituding memiliki cara untuk melobi dan bisa menghentikan kemajuan.
Tiktok juga tengah melakukan perlawanan atas larangan penggunaan aplikasi di negara bagian Montana per 1 Januari 2024. Gugatan itu dijadwalkan akan disidangkan pada 12 Oktober 2023 mendatang.