
TikTok Shop Ditutup, Pedagang Curhat Bayar Iklan Rp 10 Juta

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak sore hari ini, Rabu (4/10/2023), TikTok Shop tak lagi beroperasi di Indonesia. Layanannya hilang di dalam aplikasi TikTok.
Ini tentu berdampak pada pedagang atau seller di platform ini. Tidak hanya soal barang jualannya saja, tapi juga biaya lain yang sudah mereka keluarkan untuk iklan atau ads.
Harits, pedagang baju di Tanah Abang yang baru berjualan di TikTok Shop selama 4 hari.
Walaupun baru, dia mengaku sudah habis Rp 10 juta untuk biaya ads di TikTok Shop.
Meskipun akhirnya tutup ia tak mengaku menyesal. Sebab dilihat dari kacamata pedagang, untung rugi sudah menjadi makanan sehari-hari.
"Sekarang lebih mau ke arah mana lagi aja, karena kita nggak bisa menghalangi regulasi pemerintah," kata dia kepada CNBC Indonesia, Rabu (4/10/2023).
Ia memanfaatkan ads di TikTok shop agar dapat menjangkau penonton yang lebih luas dan sesuai dengan apa yang menjadi target pasarnya.
"Tiktok misalnya followers saya 0, engagement saya kecil, gimana cara saya nge reach market yang lebih luas," jelasnya.
Untuk diketahui, pemerintah RI telah menetapkan Permendag 31 Tahun 2023 sebagai penyempurnaan Permendag 50 Tahun 2020 pada 26 September lalu. Kebijakan ini ditujukan untuk menciptakan aturan main (playing field) yang setara dan adil bagi e-commerce di Tanah Air.
Dalam aturan tersebut, dijelaskan bahwa media sosial dilarang berperan ganda sebagai e-commerce. Media sosial hanya bisa mempromosikan barang, tanpa melakukan transaksi dalam aplikasi.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Media Asing Sorot TikTok Shop Ditutup, Pedagang Merana
