Jam Kiamat New York Berdetak Lagi, Pertanda Buat Manusia

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Selasa, 03/10/2023 08:35 WIB
Foto: Ilustrasi (Photo by Tim Boyle/Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jam kiamat di New York terus bergerak maju. Jam yang merujuk pada perubahan iklim itu dilaporkan hanya bersisa enam tahun.

Artinya sisa waktu manusia untuk menghentikan pemanasan global melewati 1,5 derajat Celcius hanya enam tahun saja. Saat ini, pemanasan global masuk 1,1 derajat Celcius akibat pembakaran bahan bakar fosil dari emisi karbondioksida.

Waktu terbaru tersebut tercatat pada 22 Juli 2023 lalu. Jadi masyarakat berusaha untuk menghentikan pemanasan global hingga 2028 mendatang.


Manajer komunitas global organisasi Jam Iklim, Becca Richie mendorong semua orang mencari solusi menjaga suhu Bumi di bawah 1,5 derajat Celcius.

"Hari terbaik untuk berbuat sesuatu adalah kemarin. Namun kami menggunakan data [iklim] untuk membuat time line untuk memberdayakan pemerintah dan aktivitas untuk melakukan perubahan," kata dia, dikutip The Verge, Selasa (3/10/2023).

Bumi pernah berhasil menekan lonjakan emisi global. Ini terjadi saat pandemi Covid-19 melanda sebagian besar masyarakat Bumi selama tiga tahun terakhir.

Saat itu level emisi pernah sangat menurun drastis. Namun sayangnya pandemi juga berdampak pada pelambatan ekonomi secara global.

Saat Bumi mulai pulih dari pandemi Covid-19, polusi udara kembali terjadi. Bahkan jauh lebih meningkat dari sebelum pandemi, dengan catatan The Verge menyebutkan rekor emisi Co2 tertinggi terjadi tahun lalu.

Sebagai informasi jam Climate Clock terletak di gedung Union Square, New York. Data jam tersebut berasal dari Mercator Research Institute on Global Commons and Climate Change (MCC) Berlin, Jerman.


(npb)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Adopsi Teknologi Tinggi, Infrastruktur Digital Makin Diperkuat