
Jam Kiamat Tak Bergerak, Berhenti 90 Detik Jelang Kehancuran

Jakarta, CNBC Indonesia - Doomsday Clock atau Jam Kiamat tahun ini disetel ulang pada 23 Januari 2024.
Para ilmuwan yang tergabung di Bulletin of the Atomic Scientist (BAS) mengumumkan bahwa 'jam kiamat' akan diatur 90 detik menjelang tengah malam.
Jam kiamat diperkenalkan pada akhir tahun 1940-an. Jam tersebut merupakan simbol yang mencerminkan keadaan dunia. Ilmuwan juga menjadikannya sebagai pengingat waktu manusia punah.
Jam tersebut terus bergerak maju secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir.
"Jangan salah sangka. Mengatur jam kiamat 90 detik tidak mengindikasikan bahwa Bumi stabil. Justru kebalikannya," kata CEO BAS Rachel Bronson, dikutip dari IFL Science, Jumat (26/1/2024).
"Sangat penting bagi pemerintah dan komunitas di seluruh dunia untuk bertindak. Bulletin punya harapan tinggi melihat banyak generasi muda yang memimpin gerakan ini," ia melanjutkan.
Pengumuman tahun ini tak mengejutkan. Kurangnya komitmen negara-negara di dunia untuk mengatasi krisis Bumi menyebabkan 2023 tercatat memiliki suhu paling panas sepanjang sejarah.
Dekatnya jarum jam dengan tengah malam ditentukan dengan beberapa alasan. Beberapa di antaranya seperti perang dan ancaman aksi nuklir. Selain itu juga karena perubahan iklim dan risiko kecerdasan buatan.
Setiap tahun pada tanggal 23 Januari pejabat terkait akan mengumumkan seberapa dekat dengan tengah malam. Jika jam kian mendekat dengan tengah malam, maka makin dekat dengan kehancuran Bumi.
Sayangnya selama beberapa tahun terakhir, jam terus mendekati tengah malam. Tahun lalu, jam hanya berjarak 90 detik dari tengah malam.
Tahun ini, diatur mundur 90 detik yang bisa diartikan jam kiamat tak bergerak sama sekali dari tahun lalu.
Jam kian mendekat dengan tengah malam dibandingkan saat pertama kali diluncurkan. Pada 1947 jam menunjukkan tujuh menit dari bencana.
Doomsday Clock juga pernah berjarak lebih jauh pada 1991 yakni 17 menit. Tahun tersebut adalah saat perang dingin berakhir.
Sementara sejak 2020, jam telah berhenti di angka 100 detik sebelum tengah malam. BAS menyebutkan keputusannya karena kondisi iklim, disinformasi berbasis dunia maya, dan risiko nuklir.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jam Kiamat New York Berdetak Lagi, Pertanda Buat Manusia
