
Guru Besar Unair Sebut Cara Pakai AI-ChatGPT yang Benar

Jakarta, CNBC Indonesia - Kehadiran AI seperti ChatGPT dikhawatirkan bakal menggantikan manusia dalam sejumlah pekerjaan. Namun Jusuf Irianto selaku Guru Besar Administrator Publik FISIP Universitas Airlangga mengatakan ketakutan tersebut berlebihan.
Dia menjelaskan keberadaan teknologi sebenarnya untuk mempermudah manusia mencapai tujuan. Khusus untuk AI, harus diartikan sebagai alat pelengkap.
"Teknologi adalah untuk mempermudah manusia untuk mencapai tujuan. Dalam konteks ini teknologi harus kita artikan sebagai alat yang sifatnya komplementer," kata Jusuf dalam Profit, Rabu (13/9/2023).
"Kekhawatiran subitusi ChatGPT untuk manusia misalnya itu terlalu berlebihan," ujarnya menambahkan.
Jusuf meyakini ChatGPT memiliki manfaat. Asalkan dengan catatan digunakan sesuai dengan kebenaran dan menghindari menggunakannya pada hal yang negatif.
Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah tidak menelan hasil ChatGPT secara mentah-mentah. Dengan begitu dapat menghindari melakukan plagiat.
"Kita tahu plagiarism sebagai contoh merupakan serious academic error. Maka kita harus menghindari kesalahan akademik yang serius itu dengan menelan mentah hasil ChatGPT. Maka kita harus menghindari dengan menanfaatkan ChatGPT untuk sumber data mentah," jelasnya.
Pengguna ChatGPT diminta untuk mengolah lagi data yang didapatkan. Termasuk mencari tahu referensi informasi dari chatbot buatan OpenAI itu.
"Jangan menelan mentah-mentah, jadikan partner kita. Komplementer dalam kehidupan kita lebih mudah lagi. Tujuan kita untuk mempermudah kehidupan kita bukan untuk mengganti kita," ungkapnya.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bill Gates Ramal AI Makin Canggih, Profesi Guru Bisa Punah?