Pria Ini Tambah Kaya Rp 100 T dalam Semalam Berkat ChatGPT

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
29 May 2023 09:55
CEO NVIDIA, Jensen Huang (Dok. nvidia.com)
Foto: CEO NVIDIA, Jensen Huang (Dok. nvidia.com)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nvidia mencatat sejarah, pada perdagangan Rabu (24/5) lalu, sahamnya melonjak 26%. Raksasa teknologi pembuat chip, kapitalisasi pasar (market capital)-nya bertambah sekitar $US 200 miliar.

Hal tersebut menjadikan Nvidia sebagai perusahaan dengan pertumbuhan nilai pasar (market value) terbesar sepanjang sejarah, dalam rentang 1 hari.

Lonjakan saham Nvidia mengantarnya ke posisi ke-6 sebagai perusahaan dengan market capital terbesar di dunia, yakni US$ 939,29 miliar.

Angka itu hampir menyentuh US$ 1 triliun. Jika tercapai, Nvidia akan menambah daftar perusahaan 'elit' dengan market capital tembus US$ 1 triliun.

Sejauh ini, baru 5 perusahaan yang sudah masuk ke jejeran angka itu. Masing-masing adalah Apple, Microsoft, Saudi Aramco, Alphabet, dan Amazon.

Berkat lonjakan saham Nvidia, CEO Jensen Huang pun mendadak tajir. Jensen yang mendirikan Nvidia pada 1993 lalu memegang 3,5% saham perusahaan.

Nilainya setara dengan 86,9 juta lembar saham Nvidia. Artinya, kekayaannya bertambah US$ 6,8 miliar atau Rp 101,8 triliun, dikutip dari Market Insider, Senin (29/5/2023).

Secara total, Jensen sekarang memiliki kekayaan sebesar US$ 34 miliar atau Rp 509 triliun.

Durian runtuh GPU

Selama ini, Nvidia lebih dikenal sebagai produsen GPU untuk PC gaming dan System on Chip (SoC) untuk smartphone dan mobil tanpa awak (self-driving car).

Namun, belakangan Nvidia mulai berinvestasi untuk pengembangan teknologi AI. Sejalan dengan booming teknologi kecerdasan buatan berkat ChatGPT, Nvidia pun kecipratan rejeki nomplok.

Nvidia memproduksi chipset kunci untuk menyokong teknologi di balik ChatGPT milik OpenAI dan Bard milik Google. Ke depan, dengan ketatnya perang AI, bisnis Nvidia diprediksi bakal melambung lebih tinggi.

Saham Nvidia sendiri melonjak pekan ini pasca perusahaan mengumumkan pendapatannya. Untuk Q2 2023, perusahaan memprediksi akan meraup pendapatan US$ 11 miliar atau 50% lebih tinggi dari ramalan Wall Street.

"Selama 22 tahun mengamati bursa saham teknologi, kami tak pernah melihat prediksi pendapatan sebesar ini. Optimisme tersebut membuktikan bahwa monetisasi AI akan sangat berpengaruh pada bisnis," kata analis firma Wedbush, Dan Ives.

Jensen bukan satu-satunya yang mendadak tajir berkat teknologi AI. Pendiri Alphabet, Sergey Brin dan Larry Page masing-masing meraup penambahan kekayaan US$ 25 miliar dan US$ 27 miliar. Hal tersebut menyusul komitmen Google mengembangkan AI yang berdampak pada lonjakan saham Alphabet.


(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 5 Raksasa Teknologi Empot-empotan Perang AI, Siapa Menang?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular