NASA Sebut China Kuasai Bulan, Joe Biden Ketar-Ketir

Redaksi, CNBC Indonesia
31 August 2023 21:20
A view from the edge of space is seen from Virgin Galactic's manned space tourism rocket plane SpaceShipTwo during a space test flight over Mojave, California, U.S. December 13, 2018. Virgin Galactic/Handout via REUTERS.  ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. NO ARCHIVES, NO SALES.
Foto: Pemandangan dari tepi angkasa terlihat dari pesawat ruang angkasa pariwisata roket berawak Virgin Galactic, SpaceShipTwo, selama penerbangan uji antariksa di atas Mojave, California, AS, 13 Desember 2018. Virgin Galactic / Handout melalui REUTERS.

Jakarta, CNBC Indonesia - Tak cuma persaingan dagang, China dan Amerika Serikat (AS) juga kompetitif dalam hal mendominasi luar angkasa. Beberapa saat lalu, administrator NASA Bill Nelson mewanti-wanti pemerintah AS soal kemungkinan China akan menguasai penelitian di Bulan.

Nelson adalah mantan astronaut dan senator Florida. Ia mengemukakan kekhawatirannya soal China yang dicurigai akan mendominasi sumber daya melimpah di area Bulan.

Ia mengatakan dalam dua tahun ke depan, akan terlihat siapa 'pemenang' dalam penelitian Bulan. Meski demikian, Nelson tak menyebut soal India yang kini tengah melakukan eksplorasi di kutub selatan Bulan untuk mencari sumber daya air.

"Ini fakta, kita berada di perlombaan menguasai antariksa," kata Nelson, dikutip dari TheGuardian, Kamis (31/8/2023).

"Kita harus hati-hati dan memastikan China tak memiliki tempat di Bulan untuk penelitian. Bukan tak mungkin jika itu terjadi, mereka [China] bisa meminta kita [AS] keluar dari teritori mereka," kata dia.

Tahun lalu, program luar angkasa China mendirikan stasiun luar angkasa yang mengorbit Bumi dan telah melakukan beberapa misi yang mengorbit Bulan. China juga sudah mengambil sampel.

Tahap ketiga dari program ini adalah membangun stasiun penelitian Bulan otonom di dekat kutub selatan satelit tersebut. Misi ini dijadwalkan pada tahun 2025.

Kendati demikian, sejatinya China sudah lebih dulu disalip India lewat Chandrayaan-3. Pesawat India itu menjadi yang pertama mendarat di kutub selatan Bulan.

Sementara itu, NASA telah menyelesaikan misi 26 hari bernama Artemis I yang menangkap permukaan Bulan. Di masa depan, misinya adalah melakukan aktivitas lebih banyak di Bulan. Kendati demikian, fokus NASA juga terbelah untuk eksplorasi Mars.

"Bukan tak mungkin China bisa menyalip kita. Progres mereka sudah sangat cepat," kata Nina Armago, Letjen Angkatan Luar Angkasa AS.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin & Xi Jinping Kompak Lempar Bom ke Satelit Antariksa AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular