
Bye Joe Biden, Hacker China Ternyata Pilih Serang Jepang

Jakarta, CNBC Indonesia - Kelompok peretas (hacker) China memiliki akses mendalam ke jaringan pertahanan Jepang. Setidaknya begitu menurut laporan yang dirilis Washington Post.
Lembaga Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat (AS) disebut mengetahui insiden peretasan tersebut sejak akhir 2020. Kala itu, Kepala NSA untuk Keamanan Siber, Jenderal Paul Nakasone, langsung berangkat ke Jepang untuk mengabarkan informasi tersebut.
Ia datang bersama Penasihat Deputi Keamanan Nasional Gedung Putih, Matthew Pottinger, dalam kunjungan tersebut, dikutip dari Engadget, Selasa (8/8/2023).
Meski informasi ini sudah sampai ke telingan Perdana Menteri (PM) Jepang, namun peretasan dari China masih berlangsung hingga beberapa bulan setelahnya.
Insiden peretasan nasional China ke Jepang ini sejak akhir pemerintahan Donald Trump hingga awal 2021. Kabarnya, tim siber AS sempat menawarkan bantuan ke pemerintah Jepang untuk membasmi malware yang tersebar di jaringan mereka.
Namun, tawaran itu ditolak lantaran Jepang tak nyaman jika ada negara lain yang bisa mengakses sistem militernya. Jepang lantas memilih bantuan dari firma keamanan komersil lokal, untuk mencari kelemahan pada sistem jaringannya.
Jepang hanya meminta bantuan dalam bentuk panduan atas masalah yang ditemukan oleh firma setempat. Agaknya, Jepang memetik pelajaran penting dari insiden ini.
Tahun lalu, dalam laporan Nikkei Asia, Jepang berencana merekrut 4.000 personil militer untuk unit pertahanan keamanan siber.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hacker China Unjuk Gigi, Bobol Microsoft dan Deplu AS
