Binance Dihabisi Hakim di Pengadilan AS, Sorot Cengkraman CZ

Redaksi, CNBC Indonesia
Kamis, 15/06/2023 08:55 WIB
Foto: Changpeng Zhao, Co-Founder & CEO, Binance. (File Foto - Sportsfile for Web Summit via Ge/Ben McShane)

Jakarta, CNBC Indonesia - Notula sidang pengadilan Binance Holdings Vs SEC mulai beredar. Hakim Amy Berman Jackson yang memimpin sidang ternyata beberapa kali "menyemprot" pengacara Binance.

Otoritas sekuritas dan bursa Amerika Serikat (SEC) menggugat Binance, Binance.US, dan pendiri Binance Changpeng Zhao alias CZ ke pengadilan dengan tuduhan "menjalin jejaring penipuan" melalui manipulasi pasar dan membohongi regulator, pemegang saham, dan pengguna.

Dalam sidang tersebut, seperti dikutip dari Cryptoslate, Hakim Jackson beberapa kali menyudutkan pengacara Binance dengan pertanyaan-pertanyaan tajam. Salah satu pernyataan pihak Binance yang membuat Jackson berang adalah argumen mereka soal tidak adanya aturan yang jelas di industri kripto.


Menurut Jackson, argumen Binance tidak relevan di pengadilan hukum dan sebaiknya digunakan sebagai argumen di depan parlemen.

Lalu, ia menyorot tudingan transfer aset ke luar negeri serta struktur kepemilikan BAM Trading yang ruwet. BAM Trading adalah perusahaan yang beroperasi sebagai Binance.US, platform kripto yang terafiliasi dengan Binance.

"Kami punya cukup bukti transfer di luar negeri dan kami punya masalah dengan kepemilikan pihak tertuduh (CZ) atas entitas yang memiliki BAM Management, yang merupakan induk BAM Trading. Lapisan [struktur kepemilikannya] banyak sekali, harus dikupas satu-satu untuk memastikan siapa melakukan apa," katanya.

Jackson juga menolak argumen Binance bahwa gugatan SEC yang menuduh platform tersebut memperdagangkan surat berharga, mengejutkan mereka. Alasannya, Binance sudah menerima notifikasi. Selain itu, sang CEO Zhao sudah berkali-kali berbicara di publik soal permasalahan Binance di AS.

"Ekspresi 'kaget' di bantahan ini tak ada artinya karena pernyataan publik Zhao dalam beberapa tahun terakhir, dan faktanya SEC juga telah melarang Binance beroperasi di AS sjeak 2019," katanya.

Hakim juga menyindir Binance yang berkali-kali memosisikan SEC sebagai pihak yang otoriter. "Mungkin saya tak butuh lagi mendengar kata 'draconian' di persidangan ini."

Di sisi lain, SEC juga tidak lepas dari komentar pedas Jackson. Ia mempertanyakan keputusan SEC yang memilih pendekatan pemaksaan dibanding melalui proses perancangan hukum untuk meregulasi aset kripto.

Satu hal yang jadi sorotan Jackson adalah perbedaan antara "aset kripto" dan "surat berharga aset kripto". Aset di kategori kedua dinilai SEC sesuai dengan Howey Test, yaitu syarat sebuah produk digolongkan sebagai surat berharga.

Jackson ingin tahu apakah produk kripto yang digolongkan sebagai "aset kripto" kini dikelompokkan sebagai komoditas. SEC memilih tidak menjawab dan menyatakan bahwa mereka belum punya posisi yang tetap soal itu.


(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Adopsi Teknologi Tinggi, Infrastruktur Digital Makin Diperkuat