CEO Raksasa Teknologi Terang-terangan Buka Aib Perusahaan

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
31 May 2023 18:21
FILE PHOTO: The Intel logo is shown at the E3 2017 Electronic Entertainment Expo in Los Angeles, California, U.S., June 13, 2017.  REUTERS/Mike Blake
Foto: REUTERS/Mike Blake

Jakarta, CNBC Indonesia - CEO Intel, Pat Gelsinger, buka-bukaan soal kekurangan raksasa chip tersebut. Dia mengakui jika perusahaan memiliki banyak masalah.

Intel sempat populer pada 1980-an hingga 1990-an. Saat itu, raksasa Sillicon Valley ini membuat unit pemrosesan pusat yang mendukung revolusi PC.

Namun, dalam satu dekade terakhir, performa Intel layu dan kalah dari para pesaingnya. Misalnya Nvidia yang kini menjadi perusahaan semikonduktor paling berharga di Amerika Serikat (AS) dan Advanced Micro Devices (AMD) yang memperluas pangsa pasarnya.

Sebaliknya, Intel berada di garis belakang setelah beberapa kali menunda peluncuran chip baru. Sejumlah calon pelanggan juga frustasi dengan pergerakan perusahaan.

Gelsinger mengakui jika semua yang terjadi saat ini karena perusahaannya tidak berjalan dengan baik. CEO Intel pada 2021 itu juga menyebutkan beberapa masalah dalam internal perusahaan.

"Kami punya beberapa masalah serius dalam kepemimpinan, orang, metodologi, dan lain-lain yang perlu kami serang," kata Gelsinger dikutip dari Wall Street Journal, Rabu (31/5/2023).

Intel diketahui tidak ikut dalam banyak bisnis pembuatan chip yang dirancang oleh pihak lain. Dalam catatan Wall Street Journal, Gelsinger dilaporkan pernah gagal dalam membuat pabrik sub-brand baru untuk chip di luar Intel.

Saat itu, perusahaan berinvestasi ratusan miliar dolar untuk membangun pabrik baru tersebut. Hanya dalam dua tahun, proyek itu bermasalah dan berakhir mangkrak.

Dua nama besar, Qualcomm dan Tesla, masuk dalam daftar yang sudah berniat bekerja sama dengan Intel beberapa waktu terakhir. Akhirnya, kedua perusahaan dilaporkan mundur.

Menurut laporan, Tesla mundur karena Intel tidak bisa menyediakan layanan desain chip seperti perusahaan lain. Sementara Qualcomm tidak jadi bekerja sama karena Intel melakukan kesalahan teknis.


(npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedih Banget, Produsen Chip Pilih Bikin Pabrik di Tetangga RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular