Kronologi Kebangkrutan JD.ID & Perang Raksasa China di Asean

Tech - Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
04 February 2023 08:40
Kurir JDid melintas di depan gudang JDid,Marunda, Jakarta, (31/1/2023). Pantauan CNBC Indonesia di lokasi terlihat sejumlah kurir menaiki barang pesanan ke mobil. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki) Foto: Kurir JDid melintas di depan gudang JDid,Marunda, Jakarta, (31/1/2023). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Wilayah Asean menjadi lokasi 'perang' raksasa teknologi China. Ternyata korban pertama dari aksi tersebut adalah JD.ID, yang mengumumkan menutup layanan bulan Maret mendatang.

JD.ID merupakan usaha patungan dari firma ekuitas asal Singapura, Provident Capital dengan JD.com. Nama terakhir juga membuat perusahaan yang sama di Thailand, JD Central yang juga akan menutup layanan bulan Maret.

JD.com merupakan salah satu raksasa China yang berusaha merebut pasar Asia Tenggara. Perusahaan itu harus bersaing dengan raksasa lainnya Tencent dan Alibaba.

Tencent merupakan salah satu perusahaan yang menyokong dana induk perusahaan Shopee, Sea Ltd. Di sana, perusahaan jadi pemegang saham terbesar.

Awal tahun lalu, Tencent sempat dilaporkan menjual saham di Sea. Namun jumlahnya masih cukup banyak yakni 18,7% dibandingkan sebelumnya 21,3%.

Tencent menjelaskan masih berencana mempertahankan sebagian besar kepemilikan di Sea dalam jangka panjang.

"Divestasi ini memberikan Tencent sumber daya untuk mendanai investasi dan inisiatif sosial lainnya," terang manajemen Tencent seperti dikutip dari CNBC International pada Januari 2022.

Sementara Alibaba telah mengakuisisi Lazada pada 2016. Saat itu perusahaan menggelontorkan dana US$1 miliar, dalam catatan CNBC Indonesia US$500 juta digunakan untuk membeli saham dan pemegang saham lain. Sisa uangnya digunakan untuk investasi.

Tahun berikutnya, Alibaba kembali memberikan dana US$1 miliar ke Lazada. Uang itu digunakan sebagai dukungan untuk promo dan ekspansi layanan platform.

Alibaba juga terdaftar sebagai investor Tokopedia pada 2018. Selain Alibaba, pendanaan dipimpin Softbank Vision Fund dan juga terdapat nama-nama lain sebagai investor seperti Softbank Ventures Korea.

Agustus 2017, Alibaba juga diketahui berinvestasi ke Tokopedia. Nilai investasi yang diberikan mencapai US$1,1 miliar.

JD.ID & JD Central Tumbang

Belum lama ini JD.ID dan JD Central mengumumkan menutup layanannya pada Maret mendatang. Dalam keterangan resmi pihak JD.ID, keputusan strategis JD.com jadi alasan penutupan tersebut.

JD.com disebut akan berfokus pada pembangunan jaringan rantai pasokan lintas negara. Dengan logistik dan pergudangan jadi intinya.

"Ini adalah keputusan strategis dari JD.com untuk berkembang di pasar internasional dengan fokus pada pembangunan jaringan rantai pasok lintas-negara, dengan logistik dan pergudangan sebagai intinya," kata Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID, Setya Yudha Indraswara dalam keterangannya, Senin (30/1/2023).

Selain mengumumkan menutup layanan 31 Maret 2023, JD.ID juga menyatakan akan menghentikan pemesanan pada 15 Februari 2023. JD.ID telah beroperasi di Indonesia sejak November 2015.

Di saat yang hampir bersamaan, JD Central juga menutup layanan. Penutupan dilakukan 3 Maret 2023 dan pemesanan tidak bisa lagi dilakukan pada 15 Februari 2023.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Terungkap! Ini Penyebab JD.ID PHK Sampai Tutup Permanen


(npb/npb)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading