Sectoral Insight

TikTok Mengerikan! Tak Hanya Amerika, Eropa Juga Terancam

Muhammad Azwar, CNBC Indonesia
31 January 2023 16:35
Logo Tiktok AP/
Foto: Logo Tiktok AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Uni Eropa (UE) sedang memberikan tekanan pada TikTok agar mematuhi aturan baru tentang konten digital. Komisaris UE untuk Pasar Internal, Thierry Breton, mengancam akan melarang aplikasi jika tidak mengikuti kebijakan keamanan digital hingga 1 September mendatang.

Langkah UE ini dinilai lebih berperan aktif dalam memantau TikTok. Hal ini mengikuti langkah Amerika Serikat (AS) yang sudah sangat agresif dalam menentang aplikasi asal China karena masalah keamanan nasional sejak Desember tahun lalu.

AS merasa khawatir bahwa data pengguna TikTok dapat digunakan oleh pemerintah China untuk melakukan kegiatan intelijen dan propaganda. Ini memicu tindakan pemerintah AS untuk melarang aplikasi di wilayahnya.

Meskipun menyangkal berbagi data dengan pemerintah China, TikTok mengakui dalam pembaruan kebijakan November bahwa karyawan China dapat memiliki "akses jarak jauh" ke data pengguna Eropa.

Hal ini tentu saja memicu kekhawatiran bahwa pemerintah China dapat memaksa ByteDance untuk memberikan data pengguna.

Partai Komunis yang berkuasa di China memiliki kendali atas bisnis tanpa pengawasan, memperburuk situasi.

ByteDance mengumpulkan data besar melalui TikTok dan properti digital lainnya, termasuk nama, kata sandi, nomor telepon, pesan pribadi, informasi lokasi, dan detail pembayaran.

Tak hanya perihal keamanan data, Tiktok juga dianggap sebagai aplikasi yang meresahkan dan berdampak negatif terhadap perkembangan psikologis anak muda di Eropa.

Presiden Prancis Emmanuel Macron melayangkan kritik keras kepada TikTok. Dia menyebut TikTok sebagai "media sosial paling mengganggu" bagi kaum muda sekaligus memperingatkan bahwa itu "seolah tak berdampak negatif" dan membuat ketagihan.

Direktur Think Tank Pusat Eropa untuk Ekonomi Politik Internasional, Hosuk Lee-Makiyama, mengatakan tidak ada tuntutan politik untuk menyelidiki entitas China. Menurutnya, jumlah pengguna TikTok di Eropa jauh lebih besar dari yang diketahui oleh banyak orang. Namun, Lee-Makiyama mengatakan bahwa selama TikTok tidak mencuri pendapatan iklan, TikTok tidak akan terlalu menjadi spotlight.

Pengguna aktif bulanan TikTok di Eropa kini menyentuh 275 juta. Jumlah yang besar ini menunjukkan jika aplikasi ini sangat populer dan banyak digunakan oleh masyarakat di seluruh Eropa.

Pada Desember 2021, TikTok menjadi aplikasi media sosial paling banyak diunduh di Italia dan Spanyol, dan menempati posisi kedua di Prancis dan Jerman setelah . WhatsApp, yang dimiliki oleh Facebook Meta.

 Meskipun TikTok memiliki banyak pengguna aktif, omset yang dihasilkan masih sangat jauh dari Facebook Meta.

Meta melaporkan pendapatan Eropa sebesar US$ 29,06 miliar pada tahun 2021, sementara TikTok hanya mencatat omzet sebesar US$531 juta di Uni Eropa pada tahun 2021.

Namun, omzet TikTok meningkat lebih dari empat kali lipat dibandingkan tahun 2020. Ini menunjukkan bahwa TikTok memiliki potensi untuk meningkatkan pendapatan di masa depan.

 Menurut Dexter Thillien, analis teknologi dan telekomunikasi dari The Economist Intelligence Unit, Komisi Eropa akan membutuhkan waktu untuk mengambil tindakan bersama dalam kasus Tiktok.

Dia mengatakan bahwa hal ini bukan karena Komisi Eropa tidak berkeinginan untuk menindaklanjutinya, melainkan karena mereka sibuk dengan perusahaan yang lebih besar.

 "Itu bukan karena kurangnya kemauan dari Komisi Eropa untuk bertindak. Mereka sibuk dengan perusahaan yang lebih besar. TikTok Belum Sebesar Meta, Alfabet, dan Amazon, tapi tak bisa dipandang sebelah mata," kata Thillien kepada CNBC International.

TikTok mungkin belum menjadi raksasa perusahaan media sosial, iklan, dan e-commerce seperti Meta, Alfabet, dan Amazon. Namun, TikTok memiliki daya tarik yang tidak boleh dipandang sebelah mata. Popularitas TikTok sudah sangat mengakar hingga memunculkan produk-produk peniru seperti fitur video pendek Meta's Reels.

 Data.ai menunjukkan, lebih dari setengah orang usia 16 hingga 24 tahun di Prancis dan Jerman menggunakan TikTok.

Sejak diluncurkan pada tahun 2016, TikTok mengumpulkan lebih dari 1 miliar basis pengguna bulanan di seluruh dunia. TikTok juga mempopulerkan tokoh media terkenal seperti D'Amelio bersaudara dan Addison Rae. 

TikTok memiliki data pengguna yang menarik untuk melatih algoritmenya dan menargetkan pengguna dengan konten yang sesuai dengan minat mereka.

Induk TikTok, ByteDance berbasis di Beijing, juga menemukan kesuksesan serupa dengan aplikasi Douyin-nya di China.

Namun, pejabat intelijen AS dan anggota parlemen Eropa khawatir Beijing dapat memengaruhi cara TikTok menargetkan penggunanya untuk terlibat dalam propaganda atau penyensoran.

Oleh karena itu, penting bagi pengguna untuk memahami kebijakan privasi aplikasi dan mempertimbangkan risiko potensial sebelum berbagi informasi pribadi.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular