'Demam' Live TikTok, Pedagang Thamrin City Cuan Rp400 Juta

Lifestyle - Rindi Salsabilla, CNBC Indonesia
31 January 2023 12:50
Pedagang di Thamrin City. (CNBC Indonesia/Rindi Salsabilla) Foto: Pedagang di Thamrin City. (CNBC Indonesia/Rindi Salsabilla)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada pemandangan unik jika Anda berkunjung ke Thamrin City di Jakarta. Salah satu pusat perbelanjaan batik dan pakaian muslim terbesar di Indonesia itu seolah telah berubah menjadi TikTok Shop raksasa. Ini karena banyak pedagang yang tak lagi mengandalkan penjualan dari toko fisik, tetapi juga sekaligus berjualan secara langsung (live) di TikTok. 

Tren jualan daring (online) melalui TikTok diakui telah menjadi satu batu loncatan yang cukup menjanjikan bagi Allen Oktora, salah satu pedagang pakaian muslim di Thamrin City. Allen mengaku bahwa live TikTok menjadi sumber utama pemasukan usahanya. Tak tanggung-tanggung, keuntungan yang bisa diraup sejak 'berekspansi' ke TikTok pada November 2021 lalu bisa mencapai Rp400 juta per bulan.

"Iya, pemasukan lebih banyak dari TikTok, bukan dari toko," ujar Allen kepada CNBC Indonesia, di Thamrin City Jakarta, Rabu (18/1/2023). 

Pedagang di Thamrin City. (CNBC Indonesia/Rindi Salsabilla)Foto: Pedagang di Thamrin City. (CNBC Indonesia/Rindi Salsabilla)

 

"Toko saya dari belum lunas, jadi lunas [karena] TikTok," lanjut dia.

Allen punya jadwal khusus untuk jualan di TikTok. Dalam sehari, dia akan live dua kali, yakni pada pukul 9.30 sampai 13.30 WIB dan 15.00 hingga 20.00 WIB ini.

Pemilik toko yang akrab disapa Uda Allen ini mengatakan, salah satu faktor yang membuat penjualannya lebih ramai melalui live TikTok adalah keuntungan yang ditawarkan perusahaan sosial media asal China itu kepada pembeli. Voucher gratis ongkir dan potongan harga yang cukup besar membuat para pembeli lebih memilih untuk memborong dagangannya lewat Tiktok.

"Di TikTok, kalau musim sepi [total omset] kisaran Rp120 juta per bulan. Kalau ramai Rp300 sampai Rp400 juta per bulan," ungkap Allen. "Kalau di toko cuma 60 juta per bulan," lanjutnya.

Serupa dengan Allen, pemilik toko kebaya, Yuni pun mengaku bahwa TikTok sukses meningkatkan omset penjualannya secara signifikan, padahal ia baru empat bulan melakukan penjualan melalui live platfrom tersebut. Selain itu, barang-barang dagangannya justru sebagian besar terjual dari live TikTok semua.

"Toko, kan, sepi banget. Kadang sehari aja enggak masuk (tidak ada barang yang terjual). Seandainya ada transaksi, itu, pun, satu sampai dua potong (baju) sudah alhamdulillah, puji tuhan sekali. Berbeda dengan dulu (sebelum pandemi Covid-19)," ungkap Yuni menceritakan alasan tokonya memilih untuk 'menjajah' TikTok.

Yuni mengatakan, omset penjualan di tokonya terjun bebas sejak Covid-19 mulai memasuki Indonesia. Sebelum pandemi Covid-19, Yuni bahkan bisa meraup keuntungan hingga Rp20 juta per hari.

"Setelah Covid-19 ini, laris satu baju seharga Rp300 ribu saja bersyukurnya berkali-kali," ujarnya.

Pedagang di Thamrin City. (CNBC Indonesia/Rindi Salsabilla)Foto: Pedagang di Thamrin City. (CNBC Indonesia/Rindi Salsabilla)

Sama seperti Yuni, pemilik toko oleh-oleh haji dan umroh di Thamrin City, Erwin juga mengatakan bahwa TikTok menjadi penyelamat bisnisnya setelah badai pandemi Covid-19 pada 2020 lalu. Bahkan, Erwin bisa memenuhi kewajiban sewa toko di Thamrin City dan memperoleh modal berkat omset dari penjualan melalui live TikTok. 

"Kalau sepi, kita harus terus berinovasi. Berinovasinya apa? Ya, ke TikTok," sebutnya bersemangat.

Pemilik toko yang menjual berbagai ragam kurma, camilan khas Arab Saudi, hingga alat-alat salat ini bahkan memiliki jadwal penjualan live TikTok lebih lama dari toko milik Allen, yaitu dari pukul 7.30 sampai 00.00 WIB. Jadwal live penjualannya lebih banyak karena setiap pegawainya selalu bergantian untuk melakukan live, setiap pegawai diwajibkan untuk live selama 2 jam per harinya.

Namun, Erwin mengaku bahwa omsetnya dari penjualan live TikTok saat ini sedang menurun karena mulai banyaknya saingan. Padahal dulu omsetnya melonjak tinggi saat sebelum para pedagang turut merambah ke TikTok.

Pedagang di Thamrin City. (CNBC Indonesia/Rindi Salsabilla)Foto: Pedagang di Thamrin City. (CNBC Indonesia/Rindi Salsabilla)

Ungkapan Erwin memang tidak salah. Saat CNBC Indonesia berkunjung ke Thamrin City, nyaris seluruh pedagang menyimpan setidaknya satu tripod atau monopod dan ring light di tokonya. Tak lain dan tak bukan, itu semua adalah alat tempur yang dibutuhkan untuk berjualan online. 

Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia, memasuki pukul 16.00 WIB para pedagang ramai-ramai mulai melakukan live TikTok. Bahkan, sejak tiba di Thamrin City setelah jam makan siang pun ucapan seperti "Boleh, kak. Mau cari apa? Mampir dulu, lihat-lihat dulu boleh," yang biasanya akrab terdengar saat memasuki pusat perbelanjaan grosir sudah jarang terdengar.

Sebagai gantinya, kami justru lebih banyak mendengar "Untuk baju model ini, silakan check out di etalase satu, ya, kakak,", "Buat kakak-kakak yang baru join, boleh di-follow dulu akun ini terus klaim voucher-nya biar bisa dapat diskon,", hingga "Kalau kakak-kakak check out sekarang juga selama aku live, kakak-kakak aku kasih gift satu item, ya,".

Menariknya, sebagian besar pedagang beralih jualan secara live karena memang diajak oleh pihak TikTok yang berkeliling Thamrin City dan menawarkan kesempatan untuk berjualan melalui platform media sosialnya. Bahkan, pihak TikTok pun ikut memberikan pendampingan sampai pedagang mengerti cara meraup cuan dari live TikTok. 

 


[Gambas:Video CNBC]

(hsy/hsy)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
Artikel Terkait
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading