Google Bakal PHK Lagi, 12.000 Masih Kurang!

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
24 January 2023 19:37
FILE - In this Monday, Nov. 5, 2018, file photo, a woman walks past the logo for Google at the China International Import Expo in Shanghai. Chinese tech giant Huawei is racing to develop replacements for Google apps. U.S. sanctions imposed on security grounds block Huawei from using YouTube and other popular Google
Foto: Google (AP Photo/Ng Han Guan, File)

Jakarta, CNBC Indonesia - Miliarder hedge-fund Christopher Hohn mendesak Alphabet, induk perusahaan Google, untuk memperluas PHK yang telah mereka lakukan menjadi setidaknya 20% dari jumlah total karyawan.

Ia mengatakan bahwa 12.000 PHK yang sudah lebih dulu dilakukan tidak cukup untuk mengurangi basis biaya raksasa teknologi itu.

Hohn, miliarder pendiri hedge fund aktivis The Children's Investment Fund Management, yang memegang US$6 miliar saham di Alphabet, menulis kepada CEO Sundar Pichai tertanggal 20 Januari.

Dalam surat tersebut ia menguraikan keprihatinannya terhadap PHK yang diumumkan minggu lalu.

Dia mengatakan bahwa staf Google dibayar lebih dan 12.000 PHK yang diakukan setara dengan sekitar 6% dari tenaga kerja Alphabet, harus diperluas hingga setidaknya 20%.

"12.000 pekerjaan adalah langkah ke arah yang benar, tetapi itu bahkan tidak membalikkan pertumbuhan jumlah karyawan yang sangat kuat di tahun 2022. Pada akhirnya manajemen perlu melangkah lebih jauh," tulis Hohn, dikutip dari Marketwatch, Selasa (24/1/2023).

Dia menyarankan agar Alphabet memangkas tenaga kerjanya menjadi sekitar 150.000 dari jumlah karyawan totalnya pada akhir tahun 2021.

Hohn juga meminta Google untuk menyelidiki kompensasi karyawan yang berlebihan. Gaji karyawan Alphabet rata-rata pada tahun 2021, katanya, hampir US$300.000 dan banyak yang lebih lebih tinggi.

"Persaingan untuk bakat di industri teknologi telah turun secara signifikan sehingga memungkinkan Aplhabet mengurangi kompensasi per karyawan secara material," jelas Hohn.

Dia menambahkan bahwa Alphabet harus membatasi pembayaran berbasis saham kepada karyawan, mengingat harga saham perusahaan yang sedang tertekan. Saham kelas A Alphabet telah turun 25% selama 52 minggu terakhir.

Pada bulan November, dia memberitahu perusahaan bahwa Alphabet memiliki terlalu banyak karyawan dan mendorong langkah-langkah pemotongan biaya.

Dia juga bukan investor pertama yang menuntut perusahaan teknologi untuk merampingkan operasi mereka secara agresif. Sejumlah manajer dana lindung nilai yang banyak berinvestasi di saham teknologi baru-baru ini menyerukan pengurangan biaya yang cukup besar, termasuk pemutusan hubungan kerja.


(tib)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Biang Kerok PHK Google Ketahuan, Ternyata Mantan Bos-nya CEO

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular