PHK Terbesar! Amazon Pangkas 18.000 Pegawai, Ini Penyebabnya

Redaksi, CNBC Indonesia
Kamis, 05/01/2023 12:10 WIB
Foto: REUTERS/Leonhard Foeger

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar mengejutkan datang dari Amazon. Raksasa e-commerce asal Amerika Serikat tersebut lagi-lagi melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada 18.000 karyawannya.

Pada November 2022 lalu, Amazon sudah lebih dulu mengumumkan PHK terhadap 10.000 karyawan. Lantas, apa penyebab PHK lanjutan yang terjadi sekarang?

Dikutip dari AFP, Kamis (5/1/2023), alasan PHK Amazon dikarenakan kondisi ekonomi global yang tidak stabil. Selain itu, Amazon juga mengaku ada strategi perusahaan yang kurang tepat dengan merekrut terlalu banyak karyawan selama periode pandemi.


"Ini adalah tahun yang sulit. Apalagi kami sangat banyak memperkerjakan karyawan baru selama beberapa tahun ke belakang," kata CEO Amazon, Andy Jassy, dikutip dari AFP, Kamis (5/1/2023).

Sebagai catatan, selama pandemi 2020 hingga 2021, masyarakat global banyak yang bekerja dari rumah alias WFH. Mobilitas yang terbatas membuat layanan pembelian barang secara online via e-commerce membludak.

Alhasil, Amazon pun harus menambah 'pasukan' 2 kali lipat selama periode 2020 hingga 2022. Pada September lalu, Amazon memiliki 1,54 juta karyawan yang tersebar secara global.

Dukungan untuk yang Kena PHK

"Berbarengan dengan PHK yang kami lakukan pada November lalu dan yang kami umumkan sekarang, kami berencana merumahkan 18.000 karyawan," ia melanjutkan.

Jassy mengatakan ini adalah keputusan berat bagi manajemen Amazon, dan mereka bakal memenuhi hak-hak karyawan yang terdampak.

"Kami akan mendukung karyawan yang terdampak dengan menyediakan tunjangan perpisahan, transisi manfaat asuransi kesehatan, serta membantu dalam proses pencarian kerja," kata dia.

Adapun PHK Amazon akan dimulai pada 18 Januari mendatang. Pengumuman dilakukan lebih awal sebab informasi ini telah dibocorkan orang dalam.

"Salah satu tim kami membocorkan informasi ini ke publik," ujarnya.

PHK Amazon ini terbilang yang paling besar di antara bisnis teknologi Amerika Serikat lainnya.


(tib)
Saksikan video di bawah ini:

Tarif Trump Makan Korban Baru: 800 Pekerja Volvo di AS Bakal PHK